MAU SUKSES DAN KAYA KLIK BAWAH INI....

KONSULTASI Email ke : mbahkahono@gmail.com

Pembari Uang Gaib

CERITA berikut ini merupakan kisah nyata, yang diceritakan seseorang bernama Wagiran yang tinggal di Wates Jogyakarta kepada penulis. Cerita Wagiran sebagai berikut.
Saya seorang tukang poles gabah, yaitu gabah yang digiling menjadi beras. Tugasku menggangkat gabah-gabah itu ke penggilingan, kemudian hasilnya aku masukkan dalam karung-karung beras. Sebagai buruh gilingan, tentunya gajiku cukup untuk makan saja. Sementara istriku Yanti, hanya ibu rumah tangga. Kami dikaruniai anak laki-laki, dan aku beri nama Heri. Rasa lelah sehabis kerja seharian hilang, begitu melihat Heri anakku menyambutku sambil berlari-lari kecil. Tahun 1986, Heri genab berumur 3 tahun. Awalnya kehidupan rumah tangga kami biasa-biasa saja, tetapi satu tahun kemudian semuanya itu menjadi hancur berantakan. Yach, gajiku tak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, akhirnya istriku tak tahan hidup serba kekurangan. Dia lari dengan laki-laki lain yang kaya. 

Memang aku tidak bisa menyalahkan istriku, hidup denganku sangat susah dan pahit. Setelah istriku dan anakku pergi hidupku bagai kapal tak bernahkoda. Sedih, hancur, tanpa harapan menghantui pikiranku. Hidup ini menjadi tidak ada gunanya. Akhirnya aku putuskan untuk mengakhiri hidupku dengan jalan bunuh diri. Malam itu aku mendatangi makam raja-raja Jawa di Girigondo (sebelah utara Pantai Glagah Indah, wilayah Kulon Progo Jogjakarta). Makam Giri Gondo berada di atas bukit yang sangat tinggi, makam itu sangat terkenal di daerahku. Untuk sampai ke makam Giri Gondo harus mendaki tangga yang berjumlah sangat banyak, memang beberapa orang mencoba menghitung tangga itu, tetapi hasilnya satu sama lain pasti berlainan.
Hari mulai gelap, tangga makam Giri Gondo aku tapaki satu demi satu. Harapanku setelah sampai puncak, aku akan melompat ke jurang sebelah utara makam. Kurang lebih jam 22.00 malam, aku sampai puncak makam, walau di atas gunung, makam raja-raja Jawa ini cukup luas. Suasananya bersih, tertata rapi. Raja-raja Jawa dimakamkan di dalam yang berpagar besi, sedang untuk para abdi dimakamkam masih di lokasi Giri Gondo akan tetapi tidak berpagar. Memamg di hari-hari libur makam ramai didatangi orang-orang yang akan berziarah. Salah satu batu nisan raja Jawa ada yang dilapisi emas murni. Mungkin ini menjadi daya tarik para peziarah yang berkunjung kemakam Giri Gondo.
Karena kelelahan, aku duduk bersandar di pintu masuk utama makam raja-raja. Kantuk begitu menyerangku, karena sudah tidak tahan, aku rebahkan tubuhku di antara kanan kiri batu nisan. Tiba-tiba aku terbangun, hawa dingin ditambah bau kamboja begitu menyengat hidung. Tak lama kemudian aku lihat burung pipit berlompatan di antara batu nisan, burung menghilang, aku lihat dengan sangat jelas orang berpakain putih melompat-lompat, aku coba dekati, ya itu pocong, benar, betul-betul pocong, dia berikat di atas kepala. Tak ada perasaan takut. “Aku kesini memang ingin mati,” pikirku.
Pundakku terasa dipegang seseorang, begitu aku tengok, kekek-kakek berjenggot panjang dan berwarna putih. Kakek itu bertanya kepadaku mengapa malam-malam begini di makam. Aku sampaikan bahwa akau mau bunuh diri, dengan alasannya aku ceritakan semua masalah yang menimpaku. Kakek itu mangatakan bahwa hidupku masih panjang dan itu harus dilanjutkan. Kakek berjenggot itu memeberikan selembar daun, dalam daun itu tertera angka-angka. “Kakek selama saya hidup, saya belum pernah membeli nomor, untuk makan saja susah, mana bisa beli nomor,” kataku. “Coba saja, apabila berhasil kamu harus menyembelih 36 ekor ayam, 3 ekor kambing dan 3 ekor sapi, semua itu harus kamu bagikan di penduduk sekitar makam,” kata kakek.
Aku diam dan kakek itu berjalan pergi. “Kek, rumah kakek dimana,” tanyaku. Dia menunjuk ke arah sebelah utara. Kemudian kakek itu menghilang bagai terbawa angin. Pagi harinya aku mencoba mencari rumah kakek tua itu, yang aku lihat sebatas pandangan mata, hanya jurang dan lembah yang menganga bersama hutan lebat. “Aneh mana ada rumah di tempat seperti itu,” gumanku.
Keinginanaku unyuk bunuh diri aku urungkan, petuah-petuah dari kakek berjenggot itu membuat aku punya semangat hidup lagi. Aku turuni tangga makam Giri Gondo satu demi satu, aku masih berpikir, dari mana mendapatkan uang untuk beli nomor SDSB ( Sumbangan Sosial Dana Berhadiah). SDSB waktu itu dilegalkan oleh pemerintah, yang menangani Departeman Sosial.
Satu-satunya harta milikku, hanyalah sebuah sepeda ontel, ya sepaeda ontel. Tanpa pikirr panjang, sepeda ontel aku jual dengan harga Rp 30.000, uang itu sudah banyak, dikarenakan tahun 1987 negara kita belum kena krisis moneter. Cepat-cepat aku beli kupon SDSB, tulisan angka-angka dalam daun masih terlihat dengan jelas.
Sambil menanti datangnya pengumumam undian SDSB, aku duduk-duduk di tepi sungai, tidak aku pikirkan, apakah nanti aku dapat undian atau tidak. Begitu pengumuman tiba, nomor SDSB yang aku beli keluar empat angka dengan tepat, bak disambar petir, gemetar seluruh tubuhku, “Aku mau jadi orang kaya,” teriakku.
Aku urus uang undian itu, dan yang aku dapat Rp 2 miliar. Seperti kata kakek, di Girigondo aku adakan selamatan dengan menyembelih 36 ayam, 3 ekor kambing dan 3 ekor sapi. Aku tukarkan uang Rp 200 juta ke bank, kemudian uang itu aku bagikan pada warga Giri Gondo.
Setelah semuanya selesai, hidupku mulai tertata kembali, kubeli rumah yang ukuran besar, aku juga memulai bisnis jual beli motor. Masih juga punya usaha yang lain, semua itu yang menangani adikku. Kini rumahku sudah ada di beberapa tempat, secara materi aku tidak kekurangan. Istri dan anankku Heri kembali lagi, kini istriku ada 3 dengan masing-masing memegang usaha sendiri-sendiri. Aku sendiri punya 5 cabang penggilingan padi. Sementara aku bekerja kembali menjadi buruh, dimana aku dulu bekerja. Tetapi aku bekerja hanya sebagai hiburan, selakigus mengenang bahwa aku dulunya orang yang sangat miskin dan kini apa yang akan aku inginkan bisa aku dapat. Lambat laun usahaku berkembang dengan pesat, tiada kata yang aku ucapkan selain terima kasih kepada kakek berjenggot putih.

Pembari Uang Gaib

CERITA berikut ini merupakan kisah nyata, yang diceritakan seseorang bernama Wagiran yang tinggal di Wates Jogyakarta kepada penulis. Cerita Wagiran sebagai berikut.
Saya seorang tukang poles gabah, yaitu gabah yang digiling menjadi beras. Tugasku menggangkat gabah-gabah itu ke penggilingan, kemudian hasilnya aku masukkan dalam karung-karung beras. Sebagai buruh gilingan, tentunya gajiku cukup untuk makan saja. Sementara istriku Yanti, hanya ibu rumah tangga. Kami dikaruniai anak laki-laki, dan aku beri nama Heri. Rasa lelah sehabis kerja seharian hilang, begitu melihat Heri anakku menyambutku sambil berlari-lari kecil. Tahun 1986, Heri genab berumur 3 tahun. Awalnya kehidupan rumah tangga kami biasa-biasa saja, tetapi satu tahun kemudian semuanya itu menjadi hancur berantakan. Yach, gajiku tak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, akhirnya istriku tak tahan hidup serba kekurangan. Dia lari dengan laki-laki lain yang kaya. 

Memang aku tidak bisa menyalahkan istriku, hidup denganku sangat susah dan pahit. Setelah istriku dan anakku pergi hidupku bagai kapal tak bernahkoda. Sedih, hancur, tanpa harapan menghantui pikiranku. Hidup ini menjadi tidak ada gunanya. Akhirnya aku putuskan untuk mengakhiri hidupku dengan jalan bunuh diri. Malam itu aku mendatangi makam raja-raja Jawa di Girigondo (sebelah utara Pantai Glagah Indah, wilayah Kulon Progo Jogjakarta). Makam Giri Gondo berada di atas bukit yang sangat tinggi, makam itu sangat terkenal di daerahku. Untuk sampai ke makam Giri Gondo harus mendaki tangga yang berjumlah sangat banyak, memang beberapa orang mencoba menghitung tangga itu, tetapi hasilnya satu sama lain pasti berlainan.
Hari mulai gelap, tangga makam Giri Gondo aku tapaki satu demi satu. Harapanku setelah sampai puncak, aku akan melompat ke jurang sebelah utara makam. Kurang lebih jam 22.00 malam, aku sampai puncak makam, walau di atas gunung, makam raja-raja Jawa ini cukup luas. Suasananya bersih, tertata rapi. Raja-raja Jawa dimakamkan di dalam yang berpagar besi, sedang untuk para abdi dimakamkam masih di lokasi Giri Gondo akan tetapi tidak berpagar. Memamg di hari-hari libur makam ramai didatangi orang-orang yang akan berziarah. Salah satu batu nisan raja Jawa ada yang dilapisi emas murni. Mungkin ini menjadi daya tarik para peziarah yang berkunjung kemakam Giri Gondo.
Karena kelelahan, aku duduk bersandar di pintu masuk utama makam raja-raja. Kantuk begitu menyerangku, karena sudah tidak tahan, aku rebahkan tubuhku di antara kanan kiri batu nisan. Tiba-tiba aku terbangun, hawa dingin ditambah bau kamboja begitu menyengat hidung. Tak lama kemudian aku lihat burung pipit berlompatan di antara batu nisan, burung menghilang, aku lihat dengan sangat jelas orang berpakain putih melompat-lompat, aku coba dekati, ya itu pocong, benar, betul-betul pocong, dia berikat di atas kepala. Tak ada perasaan takut. “Aku kesini memang ingin mati,” pikirku.
Pundakku terasa dipegang seseorang, begitu aku tengok, kekek-kakek berjenggot panjang dan berwarna putih. Kakek itu bertanya kepadaku mengapa malam-malam begini di makam. Aku sampaikan bahwa akau mau bunuh diri, dengan alasannya aku ceritakan semua masalah yang menimpaku. Kakek itu mangatakan bahwa hidupku masih panjang dan itu harus dilanjutkan. Kakek berjenggot itu memeberikan selembar daun, dalam daun itu tertera angka-angka. “Kakek selama saya hidup, saya belum pernah membeli nomor, untuk makan saja susah, mana bisa beli nomor,” kataku. “Coba saja, apabila berhasil kamu harus menyembelih 36 ekor ayam, 3 ekor kambing dan 3 ekor sapi, semua itu harus kamu bagikan di penduduk sekitar makam,” kata kakek.
Aku diam dan kakek itu berjalan pergi. “Kek, rumah kakek dimana,” tanyaku. Dia menunjuk ke arah sebelah utara. Kemudian kakek itu menghilang bagai terbawa angin. Pagi harinya aku mencoba mencari rumah kakek tua itu, yang aku lihat sebatas pandangan mata, hanya jurang dan lembah yang menganga bersama hutan lebat. “Aneh mana ada rumah di tempat seperti itu,” gumanku.
Keinginanaku unyuk bunuh diri aku urungkan, petuah-petuah dari kakek berjenggot itu membuat aku punya semangat hidup lagi. Aku turuni tangga makam Giri Gondo satu demi satu, aku masih berpikir, dari mana mendapatkan uang untuk beli nomor SDSB ( Sumbangan Sosial Dana Berhadiah). SDSB waktu itu dilegalkan oleh pemerintah, yang menangani Departeman Sosial.
Satu-satunya harta milikku, hanyalah sebuah sepeda ontel, ya sepaeda ontel. Tanpa pikirr panjang, sepeda ontel aku jual dengan harga Rp 30.000, uang itu sudah banyak, dikarenakan tahun 1987 negara kita belum kena krisis moneter. Cepat-cepat aku beli kupon SDSB, tulisan angka-angka dalam daun masih terlihat dengan jelas.
Sambil menanti datangnya pengumumam undian SDSB, aku duduk-duduk di tepi sungai, tidak aku pikirkan, apakah nanti aku dapat undian atau tidak. Begitu pengumuman tiba, nomor SDSB yang aku beli keluar empat angka dengan tepat, bak disambar petir, gemetar seluruh tubuhku, “Aku mau jadi orang kaya,” teriakku.
Aku urus uang undian itu, dan yang aku dapat Rp 2 miliar. Seperti kata kakek, di Girigondo aku adakan selamatan dengan menyembelih 36 ayam, 3 ekor kambing dan 3 ekor sapi. Aku tukarkan uang Rp 200 juta ke bank, kemudian uang itu aku bagikan pada warga Giri Gondo.
Setelah semuanya selesai, hidupku mulai tertata kembali, kubeli rumah yang ukuran besar, aku juga memulai bisnis jual beli motor. Masih juga punya usaha yang lain, semua itu yang menangani adikku. Kini rumahku sudah ada di beberapa tempat, secara materi aku tidak kekurangan. Istri dan anankku Heri kembali lagi, kini istriku ada 3 dengan masing-masing memegang usaha sendiri-sendiri. Aku sendiri punya 5 cabang penggilingan padi. Sementara aku bekerja kembali menjadi buruh, dimana aku dulu bekerja. Tetapi aku bekerja hanya sebagai hiburan, selakigus mengenang bahwa aku dulunya orang yang sangat miskin dan kini apa yang akan aku inginkan bisa aku dapat. Lambat laun usahaku berkembang dengan pesat, tiada kata yang aku ucapkan selain terima kasih kepada kakek berjenggot putih.

Benarkah Bank Gaib itu ada Atau Hanya Penipuan

Fenomena uang gaib memang sesuatu yang nyaris sulit dipercaya. Sudah sejak lama orang berputar-putar pada sebuah pertanyaan: “Benarkah uang gaib ini ada dan bisa didatangkan?”
Memang, tak mudah menjawab pertanyaan tersebut, terlebih ketika kita menganalisis masalah uang gaib ini dari sudut logika. Tentu yang ada hanya kebuntuan belaka. Bagaimana mungkin ada tumpukan uang di alam nun jauh di seberang sana? Lalu, siapa yang memilikinya, dan bagaimana uang tersebut bisa tersedia? Yang paling membingungkan, dengan cara seperti apa uang itu bisa dihadirkan ke dunia nyata?
Semua pertanyaan tersebut bisa membuat kita pusing tujuh keliling memikirkannya. Jangankan mencari jawabannya, untuk membayangkannya saja bisa membuat kita senewen.
Namun, kesenewenan itu juga yang membuat fenomena ini selalu menyedot perhatian. Terlebih di zaman krisis ekonomi seperti sekarang ini. Buktinya, ketika Misteri memuat artikel tentang Ritual Mendatangkan Uang di Bawah Sajadah, maka staf redaksi kami kewalahan menjawab telepon, belum lagi faks dan email. Semua pertanyaan dan surat yang masuk bernada sama dan sebangun, yakni: “Benarkah ritual tersebut bisa dibuktikan?”
Tentu, kami tidak dapat menjawab “benar” atau “tidak.” Namanya saja hal gaib, pasti tak mudah diberi label “benar” atau “tidak” bila kita belum membuktikannya sendiri, atau setidaknya pernah mendengar kesaksian dari seseorang yang pernah membuktikannya. Sinyalemen terakhir ini, setidaknya cukup menjadi alasan bagi Misteri bahwa ritual tersebut sangat mungkin kebenarannya, namun sudah tentu dengan sederet catatan-catatan.
Deretan catatan tersebut berhubungan dengan si pelaku ritual, juga ketentuan dari ritual dimaksud. Dari sisi si pelaku, tentu dia harus sungguh-sungguh, ikhlas, dan istikomah dalam menjalankan ritualnya. Sementara dari sisi ketentuan ritual, jelas berhubungan dengan aneka macam persyaratan, seperti tempat, saat mustajabah, juga berbagai sesaji yang dibutuhkan. Kalau kedua hal ini dapat terpenuhi dengan baik, maka berdasarkan pengalaman dari sejumlah kesaksian, sudah barang tentu ritual akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Memang, tak mudah membuktikan kebenaran di balik ritual mendatangkan uang ini. Ibaratnya, dari seribu orang yang melakukan ritual, barangkali hanya satu orang yang bisa membuktikan kebenarannya. Orang yang berhasil ini bukan semata-mata karena dia menjalankan ritual dengan benar, tapi sangat mungkin karena ada kriteria lain yang menjadi sebab pendorong keberhasilannya. Misalnya saja, orang ini memang memiliki alasan untuk melakukan ritual tersebut karena dia sangat membutuhkan uang untuk membayar utang, atau mencari biaya untuk pengobatan orang tuanya yang sakit keras. Karena jalan lahiriyah sudah buntu, maka jalan batiniah dipilihnya. Dengan sebab ini maka dia memiliki sugesti yang sangat kuat untuk bisa berhasil. Auto power sugesti ini merupakan modal yang sangat kuat baginya untuk berhasil, disamping dengan dukungan kesungguhan dan keikhlasannya dalam melakukan ritual.
Para Ulama Sufi dan Ahli Hikmah memang berkeyakinan bahwa ritual mendatangkan uang gaib ini tidak bisa digunakan untuk tujuan “main-main”. Maksudnya, siapapun yang ingin melakukan ritual ini harus benar-benar memiliki alasan yang kuat dan tepat, bukan hanya dengan maksud ingin mencoba-coba.
“Kalau dilakukan hanya dengan mencoba-coba, maka saya jamin ritual akan gagal!” ungkap Prayoga Gemilang, yang pernah membikin heboh dengan diktat gaibnya tentang upaya mendatangkan uang gaib. Menurutnya, hanya orang yang sungguh-sungguh terdesak oleh suatu kebutuhan, seperti harus segera membayar utang karena nyawanya terancam, yang bisa membuktikan keampuhan ritual ini.
Hal senada juga dikatakan oleh Saipudin. Menurut paranormal muda yang juga pakar Ilmu Hikmah ini, banyak orang yang tergoda melakukan perburuan uang gaib atau melakukan ritual mendatangkan uang gaib, tanpa mengerti esensi yang sebenarnya dari ritual ini. Dia mengatakan, para pelaku ritual umumnya memang mengerjakannya dengan setengah hati, karena di awal mereka sesungguhnya sudah merasa ragu. Keraguan ini sangat mungkin terjadi karena pelaku tidak memiliki modal sugesti yang kuat.
“Padahal, sugesti itu modal utama dalam ritual apa saja, sebab sugestilah yang menuntun ke arah keberhasilan. Walaupun ritualnya ampuh, kalau sugesti pelakunya lemah, maka besar kemungkinan tidak bisa menunjang keberhasilan. Atau, kalaupun berhasil tentu tidak memuaskan,” papar Saipudin, menegaskan.
Untuk membuktikan kebenaran pendapat tersebut, marilah kita simak cerita yang dituturkan oleh Muhi Juhana, tentang seorang sahabatnya yang bernama Surya. Sahabatnya ini, adalah seorang yang melakukan ritual peminjaman uang gaib…:
Ketika ditemui di rumahnya, Surya dengan gamblang menjelaskan bahwa apa yang disebut sebagai Bank Gaib itu memang benar-benar ada.
Dipaparkan oleh Surya, walau dia gagal dalam ritual tersebut, tetapi dia telah mencoba melakukan ritual yang sebenarnya tidak memerlukan biaya besar. Cukup tiga batang lilin merah yang sebelumnya telah diisi oleh seorang Kyai, wewangian dan membakar madat, serta berpakaian bersih saat melakukan ritual.
Sudah barang tentu, sebelumnya Surya diwajibkan untuk melakukan puasa mutih selama tiga hari tiga malam, yang dimulai pada hari Selasa. Tepatnya mulai Selasa, Rabu dan Kamis.
Malam Jum’atnya, dia tidak tidur sama sekali. Ketiga lilin merah itu dibakar dan diletakkan berjajar. Tak lupa Surya juga memakai wewangian dan membakar madat serta membaca amalan tertentu untuk mengundang khodam yang akan mengantarkan uang kepadanya.
Sebelumnya, sang Kyai berpesan kepada Surya, “Ingat, jangan sekali-kali membuka pintu jika terdengar ada yang mengetuk dari luar. Biarkan khodamnya masuk ke kamarmu sambil membawa uangnya!”
Ringkas cerita, saat Surya melakukan ritual di kamar khususnya malam itu, sementara isterinya membantunya dengan melakukan wiridan di kamar yang berbeda, sesuatu yang aneh memang terjadi. Sekitar pukul 02.30 WIB, lamat-lamat terdengar suara derap kaki kuda yang menghela kereta berhenti tepat di depan rumahnya. Dan tak lama kemudian, terdengar gedoran keras pada pintu depan rumah.
Mendengar gedoran yang keras tidak alang kepalang, dengan serta merta Surya pun bangkit karena jengkel. Dia lupa akan pesan sang Kyai. Dan ketika daun pntu dibukanya, dia tak melihat siapa pun. Yang ada hanyalah kegelapan malam. Ketika sadar, Surya pun menyesal. Dia telah melanggar pantangan. Dan uang yang amat diharapkan tidaklah didapatkan
Isteri Surya memberi kesaksian, “Saya melihat dengan jelas seolah tidak ada penghalang tembok sama sekali. Di luar sana, tampak ada seorang wanita cantik turun dari kereta kencana sambil membawa bungkusan yang digendong di belakang dengan kain. Mirip pedagang kain. Dan perempuan itu langsung saja menggedor pintu depan.”
Demikian kisah Muhi Juhana tentang sahabatnnya yang bernama Surya. Pengalaman Surya jelas telah membuktikan betapa Bank Gaib itu benar adanya. Sudah tentu, jika kita mau menjalani ritualnya dengan tulus, tekun dan sabar, maka kita akan mendapatkan uang yang kita harapkan. Namun, seperti yang disinggung Saipudin, kebanyakan orang yang melakukan ritual ini memang setengah hati. Maksudnya, kurang khusyuk dan tidak memiliki modal sugesti yang kuat.
***
Masih ada kisah lain yang tak kalah menawan. Beberapa tahun silam, Misteri mempunyai sahabat bernama dr. Kadarisman yang waktu itu tinggal di dearah Rawamung, Jakarta Timur. Dokter spesialis mata ini dikenal sebagai orang yang zuhud dalam menjalankan agamanya. Sejak masih kanak-kanak sampai kuliah, dia selalu tekun bangun di tengah malam dan sholat Tahajjud.
Sampai suatu ketika saat Kadarisman masih kuliah di Fakultas Kedokteran UI, dia terdesak uang untuk biaya ujian praktek. Jumlahnya waktu itu lumayan besar. Sebagai anak yatim yang sudah mandiri sejak kecil, Kadarisman tentu tidak bisa berharap kiriman uang dari keluarganya.
Di tengah kebingungan itu, Kadarisman bertemu orang tua yang sangat zuhud. Dari orang tua inilah dia memperoleh sebuah ritual yang diperuntukkan sebagai usaha menghadirkan uang dari alam gaib. Dengan kezuhudan dan ketakwaannya, Kadarisman lalu menjalankan ritual yang diperolehnya. Tiga hari menjalankan ritual dimaksud, hasilnya sungguh sangat menakjubkan. Suatu pagi, ketika Kadarisman ingin berganti pakaian, maka di bawah tumpukan pakaiannya terdapat uang kertas yang masih serba baru. Aneh bin ajaib! Jumlahnya sama persis dengan kebutuhannya untuk membayar uang ujian….
Demikianlah kisah menawan yang dialami oleh dr. Kadarisman, sahabat Misteri yang budiman. Menyimak kisah tersebut, maka jelas sekali bahwa uang gaib itu memang ada, tanpa kita perlu menanyakan di mana keberadaannya, sebab masalah gaib itu memang tak pernah bisa terjawab dengan tuntas.
Ditegaskan oleh Saipudin, perkara uang gaib ini sebenarnya tak perlu dipertentangkan lagi. Dalam beberapa kitab Ilmu Hikmah, memang terdapat petunjuk-petunjuk ritual untuk mendatangkan uang dari alam gaib.
“Kalau ritualnya ada, maka secara logika uang gaib itu bisa dinyatakan benar keberadaannya. Karena itu, menurut hemat saya hal ini sudah bukan fenomena lagi, tapi merupakan fakta,” tegas Saipudin. Untuk mendukung tesisnya tersebut, dia membeberkan sebuah ritual untuk menghadirkan uang dari alam gaib. Disebutkan olehnya, ritual rahasia ini diperolehnya dari ijazah seorang ulama sufi terkenal di Banten. Berikut ini paparan lengkapnya:
- Untuk melakukan ritual ini, maka carilah bulan yang awal harinya dimulai dengan hari Sabtu. Jadi, ritual ini dimulai pada hari Sabtu, persis di awal bulan (bulan apa saja), dengan tidak mengkonsumsi makanan yang bernyawa dan apa saja yang berasal darinya.
- Setiap hari membaca “YA KARIIM YA ROHIIM” sebanyak-banyaknya. Khusus setelah sholat fardhu “YA KARIIM YA ROHIIM” dibaca sebanyak 1000, setelah itu membaca doa berikut ini sebanyak 7 kali: “ALLAAHUMMA AS’ALUKA BIBUUKOOLIIMA SYUUNAAHIILA YA SYAHRIINA AS’ALUKA BIHURMATI KASYAHIILA BARDIIMA BAHROO’IILA AJAAJIILA AZAASIILA WA AS’ALUKA BIHURMATI JIBRIIL WA MIIKAA’IIL WA ISROOFIIL WA IZROO’IIL WA BIHURMATI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SOLLALLAAHU ALAIHI WA SALLAMA WA BIHAKKI YAA KARIIM YAA ROHIIM ANTARZUKONII KULLA YAUMIN DIINAARON ASTA’IINA BIHII ALAA KUUTII WAL HAJI ILA BAITILLAH ALHAROOM.”
- Pada minggu kedua dalam rangkaian ritual Anda tetap tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan yang bernyawa, atau segala sesuatu yang berasal daripadanya, dan diharuskan tetap menjalankan ritual seperti yang dijelaskan di atas. Kemudian pada tanggal 12,14, dan 15 berpuasalah. Namun, buka dan malam harinya tidak boleh mengkonsumsi makanan yang bernyawa serta segala sesuatu yang berasal daripadanya.
- Bila ritual yang Anda jalankan masih terus berlangsung sampai malam Jum’atnya (malam terakhir dari ritual Anda), maka Anda harus mandi jinabat kemudian mengenakan pakaian yang bersih dan memakai wewangian, seperti minyak misik atau zafaron. Pada tengah malam pas pukul 00.00, Anda harus menunaikan sholat Isya. Kemudian setelah sholat Isya bacalan amalan-amalan berikut ini: SUBHANALLAH 33X, ALHAMDULILLAH 33X, LA ILAHA ILLALAAH 33X, ALLAHU AKBAR 33X, ALLAAHUMMA SOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD 1000X, YA KARIIM YA ROHIIM 1000X, ALLAAHUMMA SOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALIHI WA SOHBIHI WA SALLIM ASSOLAATU ALA ROSUULILLAH SOLLALLAAHU ALAIHI WA SALLAMA 1X, AYAT KURSYI 3X, AL IKHLAS 3X, AL FALAQ 1X, ANNAS 1X, ALLAAHUMMA AATIHIL WASIILAH WAL FADIILLAH WADDAROJAH ARROFII’AH WAB’ATSHU WAL MAKOOMAL MAHMUUDAL LADZII WA’ATTAH WA AURONAA HAUDOHO WASKINAA MIN YADIHI SYARBATAN LA NATMA’ANNA BA’DAHA ABADAN 1X. Ingat, sewaktu mewridzkan semua amalan di atas jangan sampai tertidur, sebab jika tertidur bisa gagal total.
- Sampai di sini ritual yang Anda jalankan selesai, tinggal menunggu waktu sholat Subuh tiba. Sekali lagi ingat, selama menunggu datangnya waktu sholat Subuh tidak boleh tertidur barang sekejappun sebab bisa gagal. Lalu, sesudah sholat Subuh bacalah solawat sebanyak-banyaknya hingga Anda benar-benar diliputi oleh rasa kantuk yang sangat hebat hingga Anda tertidur karenanya. Maka ketika Anda tertidur itulah khodam amalan ini akan datang dan bertanya, “Hai hamba Allah, apakah Anda menghendaki harta benda atau akhirat?” Maka jawablah, “Saya menghendaki harta benda, tetapi saya meminta pertolongan akhirat.” Maka khodam tersebut akan memberikan dua keping mata uang Dinar kepada Anda, dan berpesan kepada Anda agar setiap Jum’at melakukan ziarah kubur, mandi jinabat, dan membaca: “YA KARIIM YA ROHIIM”
“Setelah menjalani ritual tersebut dengan sempurna, Insya Allah setiap hari Anda akan mendapatkan uang sesuai yang Anda butuhkan, di bawah bantal yang Anda tiduri. Dengan catatan Anda harus merahasiakan keajaiban ini kepada siapapun. Bila Anda membuka rahasia ini, maka kiriman uang gaib tersebut akan terhenti dengan sendirinya,” urai Saipudin, mempertegas amalan ritual yang dibeberkannya.
Muhammad Syahri, salah seorang saksi yang pernah menjalankan ritual tersebut mengaku telah mengalami kegagalan dengan sebab yang sangat sepele. Ceritanya, sahabat dekat Saipudin ini melakukan ritual di rumah kontrakannya di bilangan Cipete, Jakarta Selatan. Gara-gara hal ini, si khodam penunggu wiridan marah, sebab katanya dia diundang bukan di tempat yang telah menjadi hak milik dari si pengundangnya, padahal pemilik tempat belum tentu meridhoinya. Yang dimaksud adalah rumah yang digunakan Syahri bukan milik pribadinya, dan pemilik rumah belum tentu merasa senang dengan perbuatannya.
“Khodam yang menjelma sebagai pria berjubah hijau itu malah menyuruh saya untuk mengulangi undangan atas dirinya, dan harus dilakukan di tempat yang sudah menjadi hak saya. Terus terang, saya kecewa. Tapi saya bangga dengan pengalaman langka ini,” aku Syahri saat dimintai kesaksiannya oleh Misteri.
Saipudin menambahkan, jangan gampang putus asa kalau ternyata setelah melakukan ritual tersebut ternyata tidak menghasilkan apa-apa. Maksudnya, si pelaku ritual tidak menemukan uang di bawah bantalnya. “Sangat mungkin khodam itu memberikannya dengan cara lain. Misalkan saja memberikan kemujuran kepada Anda lewat proses kerja yang Anda lakukan. Istilahnya, mudah mendapat rejeki yang tidak disangka-sangka. Tapi semua ini tentu atas ridho Allah semata,” tandasnya.
Dengan menyimak uraian yang panjang lebar ini, masihkah kita harus meragukan bahwa yang namanya uang gaib, Bank Gaib, atau apapun istilahnya, hanya merupakan cerita isapan jempol semata? Akhirnya, terserah Anda menafsirkannya.

Benarkah Bank Gaib itu ada Atau Hanya Penipuan

Fenomena uang gaib memang sesuatu yang nyaris sulit dipercaya. Sudah sejak lama orang berputar-putar pada sebuah pertanyaan: “Benarkah uang gaib ini ada dan bisa didatangkan?”
Memang, tak mudah menjawab pertanyaan tersebut, terlebih ketika kita menganalisis masalah uang gaib ini dari sudut logika. Tentu yang ada hanya kebuntuan belaka. Bagaimana mungkin ada tumpukan uang di alam nun jauh di seberang sana? Lalu, siapa yang memilikinya, dan bagaimana uang tersebut bisa tersedia? Yang paling membingungkan, dengan cara seperti apa uang itu bisa dihadirkan ke dunia nyata?
Semua pertanyaan tersebut bisa membuat kita pusing tujuh keliling memikirkannya. Jangankan mencari jawabannya, untuk membayangkannya saja bisa membuat kita senewen.
Namun, kesenewenan itu juga yang membuat fenomena ini selalu menyedot perhatian. Terlebih di zaman krisis ekonomi seperti sekarang ini. Buktinya, ketika Misteri memuat artikel tentang Ritual Mendatangkan Uang di Bawah Sajadah, maka staf redaksi kami kewalahan menjawab telepon, belum lagi faks dan email. Semua pertanyaan dan surat yang masuk bernada sama dan sebangun, yakni: “Benarkah ritual tersebut bisa dibuktikan?”
Tentu, kami tidak dapat menjawab “benar” atau “tidak.” Namanya saja hal gaib, pasti tak mudah diberi label “benar” atau “tidak” bila kita belum membuktikannya sendiri, atau setidaknya pernah mendengar kesaksian dari seseorang yang pernah membuktikannya. Sinyalemen terakhir ini, setidaknya cukup menjadi alasan bagi Misteri bahwa ritual tersebut sangat mungkin kebenarannya, namun sudah tentu dengan sederet catatan-catatan.
Deretan catatan tersebut berhubungan dengan si pelaku ritual, juga ketentuan dari ritual dimaksud. Dari sisi si pelaku, tentu dia harus sungguh-sungguh, ikhlas, dan istikomah dalam menjalankan ritualnya. Sementara dari sisi ketentuan ritual, jelas berhubungan dengan aneka macam persyaratan, seperti tempat, saat mustajabah, juga berbagai sesaji yang dibutuhkan. Kalau kedua hal ini dapat terpenuhi dengan baik, maka berdasarkan pengalaman dari sejumlah kesaksian, sudah barang tentu ritual akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Memang, tak mudah membuktikan kebenaran di balik ritual mendatangkan uang ini. Ibaratnya, dari seribu orang yang melakukan ritual, barangkali hanya satu orang yang bisa membuktikan kebenarannya. Orang yang berhasil ini bukan semata-mata karena dia menjalankan ritual dengan benar, tapi sangat mungkin karena ada kriteria lain yang menjadi sebab pendorong keberhasilannya. Misalnya saja, orang ini memang memiliki alasan untuk melakukan ritual tersebut karena dia sangat membutuhkan uang untuk membayar utang, atau mencari biaya untuk pengobatan orang tuanya yang sakit keras. Karena jalan lahiriyah sudah buntu, maka jalan batiniah dipilihnya. Dengan sebab ini maka dia memiliki sugesti yang sangat kuat untuk bisa berhasil. Auto power sugesti ini merupakan modal yang sangat kuat baginya untuk berhasil, disamping dengan dukungan kesungguhan dan keikhlasannya dalam melakukan ritual.
Para Ulama Sufi dan Ahli Hikmah memang berkeyakinan bahwa ritual mendatangkan uang gaib ini tidak bisa digunakan untuk tujuan “main-main”. Maksudnya, siapapun yang ingin melakukan ritual ini harus benar-benar memiliki alasan yang kuat dan tepat, bukan hanya dengan maksud ingin mencoba-coba.
“Kalau dilakukan hanya dengan mencoba-coba, maka saya jamin ritual akan gagal!” ungkap Prayoga Gemilang, yang pernah membikin heboh dengan diktat gaibnya tentang upaya mendatangkan uang gaib. Menurutnya, hanya orang yang sungguh-sungguh terdesak oleh suatu kebutuhan, seperti harus segera membayar utang karena nyawanya terancam, yang bisa membuktikan keampuhan ritual ini.
Hal senada juga dikatakan oleh Saipudin. Menurut paranormal muda yang juga pakar Ilmu Hikmah ini, banyak orang yang tergoda melakukan perburuan uang gaib atau melakukan ritual mendatangkan uang gaib, tanpa mengerti esensi yang sebenarnya dari ritual ini. Dia mengatakan, para pelaku ritual umumnya memang mengerjakannya dengan setengah hati, karena di awal mereka sesungguhnya sudah merasa ragu. Keraguan ini sangat mungkin terjadi karena pelaku tidak memiliki modal sugesti yang kuat.
“Padahal, sugesti itu modal utama dalam ritual apa saja, sebab sugestilah yang menuntun ke arah keberhasilan. Walaupun ritualnya ampuh, kalau sugesti pelakunya lemah, maka besar kemungkinan tidak bisa menunjang keberhasilan. Atau, kalaupun berhasil tentu tidak memuaskan,” papar Saipudin, menegaskan.
Untuk membuktikan kebenaran pendapat tersebut, marilah kita simak cerita yang dituturkan oleh Muhi Juhana, tentang seorang sahabatnya yang bernama Surya. Sahabatnya ini, adalah seorang yang melakukan ritual peminjaman uang gaib…:
Ketika ditemui di rumahnya, Surya dengan gamblang menjelaskan bahwa apa yang disebut sebagai Bank Gaib itu memang benar-benar ada.
Dipaparkan oleh Surya, walau dia gagal dalam ritual tersebut, tetapi dia telah mencoba melakukan ritual yang sebenarnya tidak memerlukan biaya besar. Cukup tiga batang lilin merah yang sebelumnya telah diisi oleh seorang Kyai, wewangian dan membakar madat, serta berpakaian bersih saat melakukan ritual.
Sudah barang tentu, sebelumnya Surya diwajibkan untuk melakukan puasa mutih selama tiga hari tiga malam, yang dimulai pada hari Selasa. Tepatnya mulai Selasa, Rabu dan Kamis.
Malam Jum’atnya, dia tidak tidur sama sekali. Ketiga lilin merah itu dibakar dan diletakkan berjajar. Tak lupa Surya juga memakai wewangian dan membakar madat serta membaca amalan tertentu untuk mengundang khodam yang akan mengantarkan uang kepadanya.
Sebelumnya, sang Kyai berpesan kepada Surya, “Ingat, jangan sekali-kali membuka pintu jika terdengar ada yang mengetuk dari luar. Biarkan khodamnya masuk ke kamarmu sambil membawa uangnya!”
Ringkas cerita, saat Surya melakukan ritual di kamar khususnya malam itu, sementara isterinya membantunya dengan melakukan wiridan di kamar yang berbeda, sesuatu yang aneh memang terjadi. Sekitar pukul 02.30 WIB, lamat-lamat terdengar suara derap kaki kuda yang menghela kereta berhenti tepat di depan rumahnya. Dan tak lama kemudian, terdengar gedoran keras pada pintu depan rumah.
Mendengar gedoran yang keras tidak alang kepalang, dengan serta merta Surya pun bangkit karena jengkel. Dia lupa akan pesan sang Kyai. Dan ketika daun pntu dibukanya, dia tak melihat siapa pun. Yang ada hanyalah kegelapan malam. Ketika sadar, Surya pun menyesal. Dia telah melanggar pantangan. Dan uang yang amat diharapkan tidaklah didapatkan
Isteri Surya memberi kesaksian, “Saya melihat dengan jelas seolah tidak ada penghalang tembok sama sekali. Di luar sana, tampak ada seorang wanita cantik turun dari kereta kencana sambil membawa bungkusan yang digendong di belakang dengan kain. Mirip pedagang kain. Dan perempuan itu langsung saja menggedor pintu depan.”
Demikian kisah Muhi Juhana tentang sahabatnnya yang bernama Surya. Pengalaman Surya jelas telah membuktikan betapa Bank Gaib itu benar adanya. Sudah tentu, jika kita mau menjalani ritualnya dengan tulus, tekun dan sabar, maka kita akan mendapatkan uang yang kita harapkan. Namun, seperti yang disinggung Saipudin, kebanyakan orang yang melakukan ritual ini memang setengah hati. Maksudnya, kurang khusyuk dan tidak memiliki modal sugesti yang kuat.
***
Masih ada kisah lain yang tak kalah menawan. Beberapa tahun silam, Misteri mempunyai sahabat bernama dr. Kadarisman yang waktu itu tinggal di dearah Rawamung, Jakarta Timur. Dokter spesialis mata ini dikenal sebagai orang yang zuhud dalam menjalankan agamanya. Sejak masih kanak-kanak sampai kuliah, dia selalu tekun bangun di tengah malam dan sholat Tahajjud.
Sampai suatu ketika saat Kadarisman masih kuliah di Fakultas Kedokteran UI, dia terdesak uang untuk biaya ujian praktek. Jumlahnya waktu itu lumayan besar. Sebagai anak yatim yang sudah mandiri sejak kecil, Kadarisman tentu tidak bisa berharap kiriman uang dari keluarganya.
Di tengah kebingungan itu, Kadarisman bertemu orang tua yang sangat zuhud. Dari orang tua inilah dia memperoleh sebuah ritual yang diperuntukkan sebagai usaha menghadirkan uang dari alam gaib. Dengan kezuhudan dan ketakwaannya, Kadarisman lalu menjalankan ritual yang diperolehnya. Tiga hari menjalankan ritual dimaksud, hasilnya sungguh sangat menakjubkan. Suatu pagi, ketika Kadarisman ingin berganti pakaian, maka di bawah tumpukan pakaiannya terdapat uang kertas yang masih serba baru. Aneh bin ajaib! Jumlahnya sama persis dengan kebutuhannya untuk membayar uang ujian….
Demikianlah kisah menawan yang dialami oleh dr. Kadarisman, sahabat Misteri yang budiman. Menyimak kisah tersebut, maka jelas sekali bahwa uang gaib itu memang ada, tanpa kita perlu menanyakan di mana keberadaannya, sebab masalah gaib itu memang tak pernah bisa terjawab dengan tuntas.
Ditegaskan oleh Saipudin, perkara uang gaib ini sebenarnya tak perlu dipertentangkan lagi. Dalam beberapa kitab Ilmu Hikmah, memang terdapat petunjuk-petunjuk ritual untuk mendatangkan uang dari alam gaib.
“Kalau ritualnya ada, maka secara logika uang gaib itu bisa dinyatakan benar keberadaannya. Karena itu, menurut hemat saya hal ini sudah bukan fenomena lagi, tapi merupakan fakta,” tegas Saipudin. Untuk mendukung tesisnya tersebut, dia membeberkan sebuah ritual untuk menghadirkan uang dari alam gaib. Disebutkan olehnya, ritual rahasia ini diperolehnya dari ijazah seorang ulama sufi terkenal di Banten. Berikut ini paparan lengkapnya:
- Untuk melakukan ritual ini, maka carilah bulan yang awal harinya dimulai dengan hari Sabtu. Jadi, ritual ini dimulai pada hari Sabtu, persis di awal bulan (bulan apa saja), dengan tidak mengkonsumsi makanan yang bernyawa dan apa saja yang berasal darinya.
- Setiap hari membaca “YA KARIIM YA ROHIIM” sebanyak-banyaknya. Khusus setelah sholat fardhu “YA KARIIM YA ROHIIM” dibaca sebanyak 1000, setelah itu membaca doa berikut ini sebanyak 7 kali: “ALLAAHUMMA AS’ALUKA BIBUUKOOLIIMA SYUUNAAHIILA YA SYAHRIINA AS’ALUKA BIHURMATI KASYAHIILA BARDIIMA BAHROO’IILA AJAAJIILA AZAASIILA WA AS’ALUKA BIHURMATI JIBRIIL WA MIIKAA’IIL WA ISROOFIIL WA IZROO’IIL WA BIHURMATI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SOLLALLAAHU ALAIHI WA SALLAMA WA BIHAKKI YAA KARIIM YAA ROHIIM ANTARZUKONII KULLA YAUMIN DIINAARON ASTA’IINA BIHII ALAA KUUTII WAL HAJI ILA BAITILLAH ALHAROOM.”
- Pada minggu kedua dalam rangkaian ritual Anda tetap tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan yang bernyawa, atau segala sesuatu yang berasal daripadanya, dan diharuskan tetap menjalankan ritual seperti yang dijelaskan di atas. Kemudian pada tanggal 12,14, dan 15 berpuasalah. Namun, buka dan malam harinya tidak boleh mengkonsumsi makanan yang bernyawa serta segala sesuatu yang berasal daripadanya.
- Bila ritual yang Anda jalankan masih terus berlangsung sampai malam Jum’atnya (malam terakhir dari ritual Anda), maka Anda harus mandi jinabat kemudian mengenakan pakaian yang bersih dan memakai wewangian, seperti minyak misik atau zafaron. Pada tengah malam pas pukul 00.00, Anda harus menunaikan sholat Isya. Kemudian setelah sholat Isya bacalan amalan-amalan berikut ini: SUBHANALLAH 33X, ALHAMDULILLAH 33X, LA ILAHA ILLALAAH 33X, ALLAHU AKBAR 33X, ALLAAHUMMA SOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD 1000X, YA KARIIM YA ROHIIM 1000X, ALLAAHUMMA SOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALIHI WA SOHBIHI WA SALLIM ASSOLAATU ALA ROSUULILLAH SOLLALLAAHU ALAIHI WA SALLAMA 1X, AYAT KURSYI 3X, AL IKHLAS 3X, AL FALAQ 1X, ANNAS 1X, ALLAAHUMMA AATIHIL WASIILAH WAL FADIILLAH WADDAROJAH ARROFII’AH WAB’ATSHU WAL MAKOOMAL MAHMUUDAL LADZII WA’ATTAH WA AURONAA HAUDOHO WASKINAA MIN YADIHI SYARBATAN LA NATMA’ANNA BA’DAHA ABADAN 1X. Ingat, sewaktu mewridzkan semua amalan di atas jangan sampai tertidur, sebab jika tertidur bisa gagal total.
- Sampai di sini ritual yang Anda jalankan selesai, tinggal menunggu waktu sholat Subuh tiba. Sekali lagi ingat, selama menunggu datangnya waktu sholat Subuh tidak boleh tertidur barang sekejappun sebab bisa gagal. Lalu, sesudah sholat Subuh bacalah solawat sebanyak-banyaknya hingga Anda benar-benar diliputi oleh rasa kantuk yang sangat hebat hingga Anda tertidur karenanya. Maka ketika Anda tertidur itulah khodam amalan ini akan datang dan bertanya, “Hai hamba Allah, apakah Anda menghendaki harta benda atau akhirat?” Maka jawablah, “Saya menghendaki harta benda, tetapi saya meminta pertolongan akhirat.” Maka khodam tersebut akan memberikan dua keping mata uang Dinar kepada Anda, dan berpesan kepada Anda agar setiap Jum’at melakukan ziarah kubur, mandi jinabat, dan membaca: “YA KARIIM YA ROHIIM”
“Setelah menjalani ritual tersebut dengan sempurna, Insya Allah setiap hari Anda akan mendapatkan uang sesuai yang Anda butuhkan, di bawah bantal yang Anda tiduri. Dengan catatan Anda harus merahasiakan keajaiban ini kepada siapapun. Bila Anda membuka rahasia ini, maka kiriman uang gaib tersebut akan terhenti dengan sendirinya,” urai Saipudin, mempertegas amalan ritual yang dibeberkannya.
Muhammad Syahri, salah seorang saksi yang pernah menjalankan ritual tersebut mengaku telah mengalami kegagalan dengan sebab yang sangat sepele. Ceritanya, sahabat dekat Saipudin ini melakukan ritual di rumah kontrakannya di bilangan Cipete, Jakarta Selatan. Gara-gara hal ini, si khodam penunggu wiridan marah, sebab katanya dia diundang bukan di tempat yang telah menjadi hak milik dari si pengundangnya, padahal pemilik tempat belum tentu meridhoinya. Yang dimaksud adalah rumah yang digunakan Syahri bukan milik pribadinya, dan pemilik rumah belum tentu merasa senang dengan perbuatannya.
“Khodam yang menjelma sebagai pria berjubah hijau itu malah menyuruh saya untuk mengulangi undangan atas dirinya, dan harus dilakukan di tempat yang sudah menjadi hak saya. Terus terang, saya kecewa. Tapi saya bangga dengan pengalaman langka ini,” aku Syahri saat dimintai kesaksiannya oleh Misteri.
Saipudin menambahkan, jangan gampang putus asa kalau ternyata setelah melakukan ritual tersebut ternyata tidak menghasilkan apa-apa. Maksudnya, si pelaku ritual tidak menemukan uang di bawah bantalnya. “Sangat mungkin khodam itu memberikannya dengan cara lain. Misalkan saja memberikan kemujuran kepada Anda lewat proses kerja yang Anda lakukan. Istilahnya, mudah mendapat rejeki yang tidak disangka-sangka. Tapi semua ini tentu atas ridho Allah semata,” tandasnya.
Dengan menyimak uraian yang panjang lebar ini, masihkah kita harus meragukan bahwa yang namanya uang gaib, Bank Gaib, atau apapun istilahnya, hanya merupakan cerita isapan jempol semata? Akhirnya, terserah Anda menafsirkannya.

Dunia Pesugihan

SELAMAT DATANG DIDUNIA PESUGIHAN.
Dunia yang akan mewujudkan impian anda dalam sekejab dan menuntaskan masalah keuangan anda dalam waktu yang singkat.
Mungkin tidak pernah terpikir dalam hidup kita untuk menyentuh hal hal seperti ini. Ketika kekuasaan, uang dalam genggaman semua bisa dikendalikan sesuai keinginan kita.Semua bisa diselesaikan secara logika.Tapi akankan logika selalu bisa menyelesaikan masalah kita.. ya ..ketika kita punya uang.Kami percaya itu cuma tinggal cerita lalu, ketika anda membaca blog ini kami yakin anda saat ini adalah orang yang kalah dalam persaingan, bisnis bangkrut, hutang menumpuk, harta habis tersita, keluarga berantakan.

Dengan membaca blog ini, anda akan mendapatkan pencerahan. Blog pesugihan ini kami buat jauh dari penipuan, calo palsu yang hanya memanfaatkan kondisi anda.
Keberhasilan pesugihan ini tergantung kesungguhan anda sendiri.
Syarat ;

1. Pemberani artinya anda tidak takut melakukan ritual di gua, ditengah hutan atau di kerajaan jin sekalipun.
2. Mantap dengan apa yang anda lakukan, bahwa dengan jalan ini anda bisa bernegosiasi dengan penunggu alam ghaib dan jangan pernah berpikir dengan logika ketika anda sudah masuk dalam dunia seperti ini. Semua akan terwujud secara instant.
3. Berani berkorban berupa materi untuk membeli ubo rampe, sewa tempat ritual ke juru kunci seikhlasnya dan tentunya korban tumbal nyawa.
Macam Pesugihan
A.Pesugihan Instant
1. Pesugihan Jual Musuh
Pesugihan ini anda lakukan dengan menukar nyawa musuh anda dengan
uang atau emas. Musuh yang anda jual yg
benar benar musuh supaya anda tidak menyesal setelah ritual.
2. Pesugihan Kawin Ghaib
Pesugihan ini anda lakukan dengan menikah dengan ghaib, anda akan
mendapatkan mas kawin .Anda hanya perlu melakukan
persetubuhan, pada malam malam tertentu di kamar khusus.
3. Pesugihan Tumbal Anak
Dengan menukar nyawa anak anda, maka anda akan mendapatr.Dalam waktu yang singkat serta keberhasilannya
paling tinggi untuk ritual ini.
4. Pesugihan Tumbal Suami/Istri
Anda akan mendapatkan minimal 1 milyar dengan ritual ini.
5. Pesugihan Tumbal Diri Sendiri
Anda membuat perjanjian dengan ghaib akan memberikan nyawa anda
sesuai jangka waktu yang telah anda sepakati. Dengan ritual ini
anda mendapat imbalan
semua resiko anda yang tanggung kami tidak ikut bertanggung jawab

Dunia Pesugihan

SELAMAT DATANG DIDUNIA PESUGIHAN.
Dunia yang akan mewujudkan impian anda dalam sekejab dan menuntaskan masalah keuangan anda dalam waktu yang singkat.
Mungkin tidak pernah terpikir dalam hidup kita untuk menyentuh hal hal seperti ini. Ketika kekuasaan, uang dalam genggaman semua bisa dikendalikan sesuai keinginan kita.Semua bisa diselesaikan secara logika.Tapi akankan logika selalu bisa menyelesaikan masalah kita.. ya ..ketika kita punya uang.Kami percaya itu cuma tinggal cerita lalu, ketika anda membaca blog ini kami yakin anda saat ini adalah orang yang kalah dalam persaingan, bisnis bangkrut, hutang menumpuk, harta habis tersita, keluarga berantakan.

Dengan membaca blog ini, anda akan mendapatkan pencerahan. Blog pesugihan ini kami buat jauh dari penipuan, calo palsu yang hanya memanfaatkan kondisi anda.
Keberhasilan pesugihan ini tergantung kesungguhan anda sendiri.
Syarat ;

1. Pemberani artinya anda tidak takut melakukan ritual di gua, ditengah hutan atau di kerajaan jin sekalipun.
2. Mantap dengan apa yang anda lakukan, bahwa dengan jalan ini anda bisa bernegosiasi dengan penunggu alam ghaib dan jangan pernah berpikir dengan logika ketika anda sudah masuk dalam dunia seperti ini. Semua akan terwujud secara instant.
3. Berani berkorban berupa materi untuk membeli ubo rampe, sewa tempat ritual ke juru kunci seikhlasnya dan tentunya korban tumbal nyawa.
Macam Pesugihan
A.Pesugihan Instant
1. Pesugihan Jual Musuh
Pesugihan ini anda lakukan dengan menukar nyawa musuh anda dengan
uang atau emas. Musuh yang anda jual yg
benar benar musuh supaya anda tidak menyesal setelah ritual.
2. Pesugihan Kawin Ghaib
Pesugihan ini anda lakukan dengan menikah dengan ghaib, anda akan
mendapatkan mas kawin .Anda hanya perlu melakukan
persetubuhan, pada malam malam tertentu di kamar khusus.
3. Pesugihan Tumbal Anak
Dengan menukar nyawa anak anda, maka anda akan mendapatr.Dalam waktu yang singkat serta keberhasilannya
paling tinggi untuk ritual ini.
4. Pesugihan Tumbal Suami/Istri
Anda akan mendapatkan minimal 1 milyar dengan ritual ini.
5. Pesugihan Tumbal Diri Sendiri
Anda membuat perjanjian dengan ghaib akan memberikan nyawa anda
sesuai jangka waktu yang telah anda sepakati. Dengan ritual ini
anda mendapat imbalan
semua resiko anda yang tanggung kami tidak ikut bertanggung jawab