MAU SUKSES DAN KAYA KLIK BAWAH INI....

KONSULTASI Email ke : mbahkahono@gmail.com

Kaya Setelah Berkali-kali Di Tipu


Pesugihan , satu kalimat yang dulu pernah aku dambakan yaitu kaya dari sesuatu yang tidak mungkin. ternyata itu ada dan bisa dibuktikan dialam yang serba canggih ini.

setahun yang lalu aku mencari yang namanya pesugihan itu mulai dari juana,jogja ,malang, bahkan sampai kegunung kawi,semua sudah pernah aku jalani ,dasar aku ini ingin cepat kaya semua saran orang aku turuti mulai dari dukun,juru kunci sampai maaf yang mengaku haji bahkan habib,bahkan aku juga pernah ditipu disebuah rumah kyai di pasuruhan.tidak hanya juru kunci,dukun yang suka menipu .tidak bisa apa – apa ngaku nya utusa kanjeng ratu kidul itu banyak sekali,tapi untunglah nasibku ini aku ketemu seorang yang masih muda yang juga pernah menjalani pesugihan dan aku pun diajak kesana dan bisa langsung diketemukamn dengan orang yang bisa mengantar ke pesugihan tersebut,dan sampai saat ini aku masih menikmati harta dunia mungkin besuk atau lusa kalo aku mati akan dijadikan budak mereka,tapi semua itu sudah aku niatkan .hanya aku dan alam gaib yang tau apa yang jadi jaminan harta duniaku.kalo anda berminat cari pesugihan carilah orang yang pernah mengalami atau setidaknya pernah tau soal bukti pesugihan itu ,jangan cari,Dukun.Juru kunci ,Atau penipu yang berkedok kyai.

Kaya Setelah Berkali-kali Di Tipu


Pesugihan , satu kalimat yang dulu pernah aku dambakan yaitu kaya dari sesuatu yang tidak mungkin. ternyata itu ada dan bisa dibuktikan dialam yang serba canggih ini.

setahun yang lalu aku mencari yang namanya pesugihan itu mulai dari juana,jogja ,malang, bahkan sampai kegunung kawi,semua sudah pernah aku jalani ,dasar aku ini ingin cepat kaya semua saran orang aku turuti mulai dari dukun,juru kunci sampai maaf yang mengaku haji bahkan habib,bahkan aku juga pernah ditipu disebuah rumah kyai di pasuruhan.tidak hanya juru kunci,dukun yang suka menipu .tidak bisa apa – apa ngaku nya utusa kanjeng ratu kidul itu banyak sekali,tapi untunglah nasibku ini aku ketemu seorang yang masih muda yang juga pernah menjalani pesugihan dan aku pun diajak kesana dan bisa langsung diketemukamn dengan orang yang bisa mengantar ke pesugihan tersebut,dan sampai saat ini aku masih menikmati harta dunia mungkin besuk atau lusa kalo aku mati akan dijadikan budak mereka,tapi semua itu sudah aku niatkan .hanya aku dan alam gaib yang tau apa yang jadi jaminan harta duniaku.kalo anda berminat cari pesugihan carilah orang yang pernah mengalami atau setidaknya pernah tau soal bukti pesugihan itu ,jangan cari,Dukun.Juru kunci ,Atau penipu yang berkedok kyai.

PESUGIHAN DI PEKALONGAN


Bila sedang jatuh pailit, kemudian dililit banyak utang, bisa membuat seseorang gelap mata. Apalagi bila iman sedang goyah. Agar tidak jatuh lebih lagi, lalu mencari jalan pintas untuk memecahkan persoalan.

Ada beberapa cara untuk itu. Kalau takut masuk bui karena tertangkap korupsi, ngecu, maling dan merampok, bisa mencari cara yang lebih aman. Misal dengan mencari pesugihan. Tapi cepat kaya dengan pesugihan, juga tak bisa dibilang aman. Kadang akibatnya malah lebih mengerikan! Sebab kebanyakan, harus meminta tumbal nyawa segala. Kalau ada yang tidak memakai tumbal, laku prihatin-nya juga tidak enteng. Puasanya melebihi orang bertapa. Begitulah yang sering terdengar di bursa pesugihan.

PULAU Jawa, terdapat banyak tempat pemberi pesugihan. Makam keramat, gua angker, pohon wingit, sendang ajaib, misalnya, sering dianggap jadi ‘pemberi’ harta. Masing-masing tempat, punya ‘cara’ dan syarat rata-rata hampir sama. Pandansigegek tak jauh dari Parangkusuma Jogyakarta, kondang jadi tempat cari pesugihan. Sejak zaman dulu, tempat itu dipercaya sebagai gudang tuyul pesugihan. Bisa dipungut salah satu, tapi dengan syarat tertentu.

Dusun Dlepih Kahyangan, Tirtomoyo, Wonogiri, ada semacam petilasan dari Panembahan Senopati yang juga jadi tumpuan para pencari pesugihan. Petilasan itu hingga kini dibanjiri peziarah dari berbagai daerah. Begitu pula Pantai Slamaran, Pekalongan dan Pemandian Kera Mendit, Malang Jawa Timur.

Tapi tempat mencari pesugihan yang paling kondang di Indonesia adalah Gunung Kawi! Begitu populernya tempat ngalab berkah ini, maka peziarahnya datang dari seantero Nusantara.

Ada ilmu pesugihan yang dikenal dengan ‘babi ngepet’. Di Jawa Timur, biasa disebut ‘celeng kresek’. Untuk menggasak harta tetangga, si pelaku minta bantuan celeng jadi-jadian. Biasa beroperasi siang malam. Tapi risikonya juga berat. Kalau tertangkap penduduk bisa digebuki hingga tewas. Si pemilik juga ikut-ikutan njedhut.

Ada cerita menarik tentang pesugihan ‘celeng kresek’ dialami warga Jawa Timur. Pak Sarno (sebut saja begitu), semula hidup sederhana bersama keluarga. Beberapa lama, dia jarang kelihatan berada di tengah masyarakat.

Tanpa diawali cerita ini-itu, Pak Sarno lalu membuka usaha warung soto. Dalam tempo relatif singkat, sotonya laris. Warung jadi gede dan tambah laris manis. Tapi Pak Sarno tetap jarang bergaul di tengah masyarakat.

Lalu muncul rumor negatif tentang kehidupannya. Isu paling santer, Pak Sarno cepat kaya karena memelihara pesugihan ‘celeng kresek’. Kalau semula hanya satu dua yang percaya, lalu berubah makin banyak. Untuk meyakini rumor itu, beberapa orang bertanya kepada salah satu ‘orang pintar’ yang juga warga setempat. Setelah diterawang dengan ‘mata batin’, dukun itu pun mengiyakan. Terang saja warga lalu waspada.

Suatu kali ada warga memergoki ada ‘celeng’ masuk desa. Kemudian, bukan sekali dua kejadian itu. Eh, malah ada yang mengatakan, ‘celeng’-nya selalu menghilang di rumah Pak Sarno. Nahas pun menimpa. ‘Celeng kresek’ itu bisa ditangkap ramai-ramai. Terang saja langsung dicacah-cacah. Bahkan dibakar pula. Menariknya, bersamaan dengan itu, Pak Sarno kelimpungan di rumah dan mati tak lama kemudian. Tubuhnya pun hangus.

Setelah dirunut lebih jauh, Pak Sarno ditengarai mencari pesugihan di daerah Watudodol. Terletak di kawasan hutan lindung antara Banyuwangi dengan Situbondo Jawa Timur. Siapa saja bisa mendapat pesugihan ‘celeng kresek’ di situ. Tapi harus kuat puasa ngebleng selama tiga hari di Watudodol.

Sesajinya berupa kembang telon, minyak wangi dan secawan darah ayam cemani. Kemudian ditaruh di bawah sebuah pohon paling besar terdapat di situ.

Setelah dibacakan mantera panggilan. Ada orang yang bisa membantu baca mantera di sekitar itu. Kalau doanya terkabul, celeng gaib itu akan muncul. Setelah berlangsung ‘dialog’ apa yang dikehendaki, ambillah air liurnya.

Di rumah, air liur dibasuhkan pada anak belum mencapai akhil baliq. Anak siapa pun bisa. Tak lama, anak itu akan meninggal sebagai lebon (tumbal).

Kalau hal itu tak terpenuhi, maka yang bersangkutan sendiri yang mati. Tapi bila sudah ada lebon, ‘celeng kresek’ akan membantu mencari uang. Setiap 35 hari sekali, ‘celeng kresek’ harus diberi sesaji darah ayam cemani.

PESUGIHAN DI PEKALONGAN


Bila sedang jatuh pailit, kemudian dililit banyak utang, bisa membuat seseorang gelap mata. Apalagi bila iman sedang goyah. Agar tidak jatuh lebih lagi, lalu mencari jalan pintas untuk memecahkan persoalan.

Ada beberapa cara untuk itu. Kalau takut masuk bui karena tertangkap korupsi, ngecu, maling dan merampok, bisa mencari cara yang lebih aman. Misal dengan mencari pesugihan. Tapi cepat kaya dengan pesugihan, juga tak bisa dibilang aman. Kadang akibatnya malah lebih mengerikan! Sebab kebanyakan, harus meminta tumbal nyawa segala. Kalau ada yang tidak memakai tumbal, laku prihatin-nya juga tidak enteng. Puasanya melebihi orang bertapa. Begitulah yang sering terdengar di bursa pesugihan.

PULAU Jawa, terdapat banyak tempat pemberi pesugihan. Makam keramat, gua angker, pohon wingit, sendang ajaib, misalnya, sering dianggap jadi ‘pemberi’ harta. Masing-masing tempat, punya ‘cara’ dan syarat rata-rata hampir sama. Pandansigegek tak jauh dari Parangkusuma Jogyakarta, kondang jadi tempat cari pesugihan. Sejak zaman dulu, tempat itu dipercaya sebagai gudang tuyul pesugihan. Bisa dipungut salah satu, tapi dengan syarat tertentu.

Dusun Dlepih Kahyangan, Tirtomoyo, Wonogiri, ada semacam petilasan dari Panembahan Senopati yang juga jadi tumpuan para pencari pesugihan. Petilasan itu hingga kini dibanjiri peziarah dari berbagai daerah. Begitu pula Pantai Slamaran, Pekalongan dan Pemandian Kera Mendit, Malang Jawa Timur.

Tapi tempat mencari pesugihan yang paling kondang di Indonesia adalah Gunung Kawi! Begitu populernya tempat ngalab berkah ini, maka peziarahnya datang dari seantero Nusantara.

Ada ilmu pesugihan yang dikenal dengan ‘babi ngepet’. Di Jawa Timur, biasa disebut ‘celeng kresek’. Untuk menggasak harta tetangga, si pelaku minta bantuan celeng jadi-jadian. Biasa beroperasi siang malam. Tapi risikonya juga berat. Kalau tertangkap penduduk bisa digebuki hingga tewas. Si pemilik juga ikut-ikutan njedhut.

Ada cerita menarik tentang pesugihan ‘celeng kresek’ dialami warga Jawa Timur. Pak Sarno (sebut saja begitu), semula hidup sederhana bersama keluarga. Beberapa lama, dia jarang kelihatan berada di tengah masyarakat.

Tanpa diawali cerita ini-itu, Pak Sarno lalu membuka usaha warung soto. Dalam tempo relatif singkat, sotonya laris. Warung jadi gede dan tambah laris manis. Tapi Pak Sarno tetap jarang bergaul di tengah masyarakat.

Lalu muncul rumor negatif tentang kehidupannya. Isu paling santer, Pak Sarno cepat kaya karena memelihara pesugihan ‘celeng kresek’. Kalau semula hanya satu dua yang percaya, lalu berubah makin banyak. Untuk meyakini rumor itu, beberapa orang bertanya kepada salah satu ‘orang pintar’ yang juga warga setempat. Setelah diterawang dengan ‘mata batin’, dukun itu pun mengiyakan. Terang saja warga lalu waspada.

Suatu kali ada warga memergoki ada ‘celeng’ masuk desa. Kemudian, bukan sekali dua kejadian itu. Eh, malah ada yang mengatakan, ‘celeng’-nya selalu menghilang di rumah Pak Sarno. Nahas pun menimpa. ‘Celeng kresek’ itu bisa ditangkap ramai-ramai. Terang saja langsung dicacah-cacah. Bahkan dibakar pula. Menariknya, bersamaan dengan itu, Pak Sarno kelimpungan di rumah dan mati tak lama kemudian. Tubuhnya pun hangus.

Setelah dirunut lebih jauh, Pak Sarno ditengarai mencari pesugihan di daerah Watudodol. Terletak di kawasan hutan lindung antara Banyuwangi dengan Situbondo Jawa Timur. Siapa saja bisa mendapat pesugihan ‘celeng kresek’ di situ. Tapi harus kuat puasa ngebleng selama tiga hari di Watudodol.

Sesajinya berupa kembang telon, minyak wangi dan secawan darah ayam cemani. Kemudian ditaruh di bawah sebuah pohon paling besar terdapat di situ.

Setelah dibacakan mantera panggilan. Ada orang yang bisa membantu baca mantera di sekitar itu. Kalau doanya terkabul, celeng gaib itu akan muncul. Setelah berlangsung ‘dialog’ apa yang dikehendaki, ambillah air liurnya.

Di rumah, air liur dibasuhkan pada anak belum mencapai akhil baliq. Anak siapa pun bisa. Tak lama, anak itu akan meninggal sebagai lebon (tumbal).

Kalau hal itu tak terpenuhi, maka yang bersangkutan sendiri yang mati. Tapi bila sudah ada lebon, ‘celeng kresek’ akan membantu mencari uang. Setiap 35 hari sekali, ‘celeng kresek’ harus diberi sesaji darah ayam cemani.

CARA PESUGIHAN (Tidak hasil tidak bayar )

uang gaib itu ada

HASIL DARI BANK GAIB

Bila Anda ingin cepat kaya tanpa tumbal dan resiko tidak mengambil harta anak cucu dan keluarga. (Dari pengalaman yang ada) Anda tidak perlu melakukan ritual khusus yang membutuhkan waktu cukup lama. Bertapa dan puasa, hanya membuang-buang waktu saja. Bila yang Anda dapatkan hanya rasa lapar, capek dan akhirnya rasa kecewa, karena tidak mendapatkan sesuatu di tempat itu.ini dad tempat sekaligus mahar yang harus disiapkan.DIBAYAR SETELAH RITUAL SELESAI DAN UANG CAIR

Di sini Anda bisa meminta pesugihan tanpa tumbal dan resiko. Karena sudah ada perjanjian dari alam ghoib, bagaimana bisa membuat orang itu menjadi kaya . Tumbal nyawa bisa diganti dengan sesaji/ uborampe.

Ada beberapa tempat yang dianggap bisa untuk pesugihan.
Pesugihan dari PEKALONGAN.Tumbal Musuh Mahar : Rp. 15.000.000, -.
Pesugihan Nikah Ghaib. Mahar : Rp. 20.000.000, -.
Pesugihan Uang Balik. Mahar : Rp. 20.000.000, -.
Pesugihan Jual Beli Uang Ghaib Mahar: Rp.32.500.000, -.
Mahar BANK GAIB LSG CAIR: Rp. 25.500.000, -.

Sekali lagi Anda akan menjadi orang yang mudah dan lancar mencari rejeki, merubah kehidupan Anda menjadi orang sukses juga kaya.dijamin berhasil TIDAK BERHASIL TIDAK MEMBAYAR SEPESERPUN.

CARA PESUGIHAN (Tidak hasil tidak bayar )

uang gaib itu ada

HASIL DARI BANK GAIB

Bila Anda ingin cepat kaya tanpa tumbal dan resiko tidak mengambil harta anak cucu dan keluarga. (Dari pengalaman yang ada) Anda tidak perlu melakukan ritual khusus yang membutuhkan waktu cukup lama. Bertapa dan puasa, hanya membuang-buang waktu saja. Bila yang Anda dapatkan hanya rasa lapar, capek dan akhirnya rasa kecewa, karena tidak mendapatkan sesuatu di tempat itu.ini dad tempat sekaligus mahar yang harus disiapkan.DIBAYAR SETELAH RITUAL SELESAI DAN UANG CAIR

Di sini Anda bisa meminta pesugihan tanpa tumbal dan resiko. Karena sudah ada perjanjian dari alam ghoib, bagaimana bisa membuat orang itu menjadi kaya . Tumbal nyawa bisa diganti dengan sesaji/ uborampe.

Ada beberapa tempat yang dianggap bisa untuk pesugihan.
Pesugihan dari PEKALONGAN.Tumbal Musuh Mahar : Rp. 15.000.000, -.
Pesugihan Nikah Ghaib. Mahar : Rp. 20.000.000, -.
Pesugihan Uang Balik. Mahar : Rp. 20.000.000, -.
Pesugihan Jual Beli Uang Ghaib Mahar: Rp.32.500.000, -.
Mahar BANK GAIB LSG CAIR: Rp. 25.500.000, -.

Sekali lagi Anda akan menjadi orang yang mudah dan lancar mencari rejeki, merubah kehidupan Anda menjadi orang sukses juga kaya.dijamin berhasil TIDAK BERHASIL TIDAK MEMBAYAR SEPESERPUN.

Jasa Pesugihan


Fenomena pesugihan di kalangan pedagang bukan hal asing bagi masyarakat. Pasalnya, maju tidaknya usaha yang digeluti seseorang tergantung dari daya tarik terhadap pelanggannya. Upaya itu bisa dilakukan dengan memberikan harga murah, pelayanan yang baik, serta daya tarik secara alamiah. Yakni dengan melakukan ritual tertentu yang bertujuan untuk memperlancar usahanya

Hanya saja, upaya ditempuh oleh pedagang sangat disayangkan jika menggunakan pesugihan yang tidak dibenarkan oleh agama maupun norma sosial. Diantaranya dengan mendatangkan pesugihan terkait ilmu hitam yang bertujuan untuk menyedot harta kekayaan tanpa diketahui asal-usulnya. Ujung-ujungnya harus ada tumbal yang diserahkan pada prewengan yang telah memberinya kekayaan. Sudah jelas model demikian tidak dibenarkan.
Namun, diantara pedagang Pasar Klewer lebih banyak menggunakan sarana untuk memperlancar usaha dengan mengamalkan doa dan amalan yang diberikan oleh para spiritualis. Cara demikian banyak diminati karena ilmu yang digunakan sudah jelas tidak bertentangan dengan agama, berikut tidak harus mengorbankan tumbal tertentu. Cukup dengan mengamalkan doa tertentu sambil menebar karomah dari pegangan yang diberikan oleh spiritualis tersebut.

Hal itu dibenarkan oleh spiritualis asal semarang Ki Widodo. Menurutnya, bukan hanya pedagang pasar Klewer yang menggunakan jasa spiritual, pedagang di tempat lain juga pada menggunakan. Kedatangan mereka ingin mendapatkan pesugihan, namun pesugihan yang sesuai syareat agama, yakni pesugihan putih. Kalangan pedagang biasa mengenalnya dengan sebutan pelarisan. Kalau jenis pesugihan ini banyak yang menggunakan. Pelarisan tidak harus meminta tumbal atau laku yang menjurus pada ajaran sesat. Amalan lakunya cukup dengan membaca doa dengan bekal pegangan,” ujar Ki Suseno ditemui misterionline,di tempat praktiknya

ALAMAT :

Gajian permai blok A10.no 15. Bpk sarpin

mahar pesugihan ini adalah 12.255.000 anda terima jadi saja,kami yang ritualkan kalau gagal uang langsung diganti ditempat dan anda cukup menunggu tidak perlu ritual.hasil langsung dan tidak menunggu.terbukti.

Jenis pelarisan lain, lanjutnya, beda dengan pesugihan yang harus dijalani dengan laku yang melanggar syareat agama. Seperti bersekutu dengan makhluk halus, seperti pesugihan Bulus Jimbung, Klaten, atau melakukan hubungan intim dengan lawan jenis yang bukan mukhrimnya, seperti yang terjadi di gunung Kemukus, Sragen.
Apa yang mereka minta tetap kita tujukan pada Allah SWT, karena itu niat hati harus tulus suci berikut dengan amalan yang dijalani. Kalau model yang bersekutu dengan makhluk halus yang meminta tumbal tentu dilarang agama,jelas spiritualis asal semarang ini.
Lakupesugihan sendiri, lanjut Ki Widodo cukup mudah. Biasanya pasien yang meminta bantuan padanya, pertama yang dilakukan adalah membuka pintu rezeki yang ada di tubuh orang tersebut. Dengan ritual ini anasir dalam tubuhnya dinetralisir untuk diisi kekuatan positif yang akan membawa keberkahan. Selanjutnya memberikan sarana dan bacaan doa yang menjadi amalannya.

Doa yang kami berikan semakin sering dibaca semakin lancar usaha yang dijalani, namun bila tidak dibaca pun tidak apa-apa. Pada dasarnya pesugihan maupun pembukaan pintu rezeki (jalbullrizqi) sudah mewakili kekuatan mendatangkan rezeki yang diharapkan, jelasnya.
Dasar jenis pesugihan putih yang diamalkan Ki Widodo pada pasiennya adalah bagian dari ilmu pesugihan dan tujuan saya untuk mengamalkan dan membantu orang yang mengalami kesulitan dalam usahanya. Alhamdulillah niat tulus mereka terkabulkan. Usaha mereka menjadi lancar dan pesugihan itu akan berlaku secara permanen menaungi usaha yang digeluti,tambahnya.

Selain itu, bagi pedagang yang khawatir usahanya akan dimatikan oleh pedagang lain saingannya, Ki Widodo biasanya membantunya dengan membuatkan pagar gaib di sekitar tempat usaha dan rumahnya. Tujuannya agar tempat usahanya tidak diganggu oleh prewangan milik saingannya juga kehidupan keluarganya tidak diusik. Selain itu, menyarankan agar mamasang bawang lanang (bawang yang hanya tumbuh satu siung), tebu ireng dan merang ketan hitam. Semua piranti itu dikemas dalam bungkusan lalu disimpan di tempat usahanya.
Bagi yang biasa menggunakan pesugihan yang bertujuan mematikan usaha lawan bisnisnya, atau untuk menyedot kekayaan pelanggannya, Ki Widodo menyebut orang itu menggunakan Aji Cokro Rawuk. Tujuan memiliki ajian ini untuk menghancurkan usaha lawan bisnisnya.
Kinerja ajian ini biasanya membuat seseorang yang ingin membeli di toko si A tidak jadi, selanjutnya ingin membeli di toko si B yang memiliki dan menebar ijian tersebut di tempat usahanya. Macam pesugihan memang banyak. Tinggal bagaimana cara dan tujuan orang tersebut untuk memilikinya. Sekarang tinggal kekuatan iman dan taqwa kita yang akan mengendalikan. Mau dengan cara melakukan amalan yang sesuai syareat agama, atau dengan cara instan yang tentu ada tata cara tertentu dengan melibatkan bangsa gaib, tandasnya.

Jasa Pesugihan


Fenomena pesugihan di kalangan pedagang bukan hal asing bagi masyarakat. Pasalnya, maju tidaknya usaha yang digeluti seseorang tergantung dari daya tarik terhadap pelanggannya. Upaya itu bisa dilakukan dengan memberikan harga murah, pelayanan yang baik, serta daya tarik secara alamiah. Yakni dengan melakukan ritual tertentu yang bertujuan untuk memperlancar usahanya

Hanya saja, upaya ditempuh oleh pedagang sangat disayangkan jika menggunakan pesugihan yang tidak dibenarkan oleh agama maupun norma sosial. Diantaranya dengan mendatangkan pesugihan terkait ilmu hitam yang bertujuan untuk menyedot harta kekayaan tanpa diketahui asal-usulnya. Ujung-ujungnya harus ada tumbal yang diserahkan pada prewengan yang telah memberinya kekayaan. Sudah jelas model demikian tidak dibenarkan.
Namun, diantara pedagang Pasar Klewer lebih banyak menggunakan sarana untuk memperlancar usaha dengan mengamalkan doa dan amalan yang diberikan oleh para spiritualis. Cara demikian banyak diminati karena ilmu yang digunakan sudah jelas tidak bertentangan dengan agama, berikut tidak harus mengorbankan tumbal tertentu. Cukup dengan mengamalkan doa tertentu sambil menebar karomah dari pegangan yang diberikan oleh spiritualis tersebut.

Hal itu dibenarkan oleh spiritualis asal semarang Ki Widodo. Menurutnya, bukan hanya pedagang pasar Klewer yang menggunakan jasa spiritual, pedagang di tempat lain juga pada menggunakan. Kedatangan mereka ingin mendapatkan pesugihan, namun pesugihan yang sesuai syareat agama, yakni pesugihan putih. Kalangan pedagang biasa mengenalnya dengan sebutan pelarisan. Kalau jenis pesugihan ini banyak yang menggunakan. Pelarisan tidak harus meminta tumbal atau laku yang menjurus pada ajaran sesat. Amalan lakunya cukup dengan membaca doa dengan bekal pegangan,” ujar Ki Suseno ditemui misterionline,di tempat praktiknya

ALAMAT :

Gajian permai blok A10.no 15. Bpk sarpin

mahar pesugihan ini adalah 12.255.000 anda terima jadi saja,kami yang ritualkan kalau gagal uang langsung diganti ditempat dan anda cukup menunggu tidak perlu ritual.hasil langsung dan tidak menunggu.terbukti.

Jenis pelarisan lain, lanjutnya, beda dengan pesugihan yang harus dijalani dengan laku yang melanggar syareat agama. Seperti bersekutu dengan makhluk halus, seperti pesugihan Bulus Jimbung, Klaten, atau melakukan hubungan intim dengan lawan jenis yang bukan mukhrimnya, seperti yang terjadi di gunung Kemukus, Sragen.
Apa yang mereka minta tetap kita tujukan pada Allah SWT, karena itu niat hati harus tulus suci berikut dengan amalan yang dijalani. Kalau model yang bersekutu dengan makhluk halus yang meminta tumbal tentu dilarang agama,jelas spiritualis asal semarang ini.
Lakupesugihan sendiri, lanjut Ki Widodo cukup mudah. Biasanya pasien yang meminta bantuan padanya, pertama yang dilakukan adalah membuka pintu rezeki yang ada di tubuh orang tersebut. Dengan ritual ini anasir dalam tubuhnya dinetralisir untuk diisi kekuatan positif yang akan membawa keberkahan. Selanjutnya memberikan sarana dan bacaan doa yang menjadi amalannya.

Doa yang kami berikan semakin sering dibaca semakin lancar usaha yang dijalani, namun bila tidak dibaca pun tidak apa-apa. Pada dasarnya pesugihan maupun pembukaan pintu rezeki (jalbullrizqi) sudah mewakili kekuatan mendatangkan rezeki yang diharapkan, jelasnya.
Dasar jenis pesugihan putih yang diamalkan Ki Widodo pada pasiennya adalah bagian dari ilmu pesugihan dan tujuan saya untuk mengamalkan dan membantu orang yang mengalami kesulitan dalam usahanya. Alhamdulillah niat tulus mereka terkabulkan. Usaha mereka menjadi lancar dan pesugihan itu akan berlaku secara permanen menaungi usaha yang digeluti,tambahnya.

Selain itu, bagi pedagang yang khawatir usahanya akan dimatikan oleh pedagang lain saingannya, Ki Widodo biasanya membantunya dengan membuatkan pagar gaib di sekitar tempat usaha dan rumahnya. Tujuannya agar tempat usahanya tidak diganggu oleh prewangan milik saingannya juga kehidupan keluarganya tidak diusik. Selain itu, menyarankan agar mamasang bawang lanang (bawang yang hanya tumbuh satu siung), tebu ireng dan merang ketan hitam. Semua piranti itu dikemas dalam bungkusan lalu disimpan di tempat usahanya.
Bagi yang biasa menggunakan pesugihan yang bertujuan mematikan usaha lawan bisnisnya, atau untuk menyedot kekayaan pelanggannya, Ki Widodo menyebut orang itu menggunakan Aji Cokro Rawuk. Tujuan memiliki ajian ini untuk menghancurkan usaha lawan bisnisnya.
Kinerja ajian ini biasanya membuat seseorang yang ingin membeli di toko si A tidak jadi, selanjutnya ingin membeli di toko si B yang memiliki dan menebar ijian tersebut di tempat usahanya. Macam pesugihan memang banyak. Tinggal bagaimana cara dan tujuan orang tersebut untuk memilikinya. Sekarang tinggal kekuatan iman dan taqwa kita yang akan mengendalikan. Mau dengan cara melakukan amalan yang sesuai syareat agama, atau dengan cara instan yang tentu ada tata cara tertentu dengan melibatkan bangsa gaib, tandasnya.

TEMPAT-TEMPAT PESUGIHAN


Disuatu tempatnya berada ditepi pantai selatan yang lebih dikenal dengan nama PK ini, ternyata juga sering digunakan ritual oleh orang yang bermadsud mencari pesugihan secara tunai. Namun ditempat ini, ada dua macam pesugihan yang sering diburu orang yakni pesugihan Blorong dan Ratu Kidul. Ternyata juru kunci spesialis pesugihan ini, rumahnya justru jauh dari tempat dimana biasa dilakukana ritual. Karena rumah orang yang biasa dipangil Eyang D ini, ternyata masuk dalam wilayah Kabupaten Gunung Kidul.

Menurut Eyang D, memang benar dirinya mampu menjembatani orang yang mencari pesugihan secara tunai yakni minta kepada Nyi Blorong atau Ratu Kidul. Namun untuk minta kepada Blorong, syaratanya harus dengan tumbal nyawa. Syarat lain, orang yang akana ditumbalkan harus sempurna fisiknya, tidak boleh cacat. Karena, kalau minta kepada Nyi Blorong, minimal cair Rp 2 milyar.

Sedangkan jika minta kepada Ratu Kidul, tidak perlu tumbal nyawa. Pasalnya, walau sama-sama sosok lelembut seperti halnya Blorong, Ratu Kidul lebih bersifat welas asih. Tapi, jika minta kepada Ratu kidul, selama ini angka nominal tertinggi yang didapat pelaku pencari pesugihan, “hanya” Rp 1,2 milyar.

Lalu bagaimana dengan sesaji ritualnya? Ternyata mulai kembang plus minyak khusus, semua yang menyediakan Eyang D. Sedangkan pelaku cukup menyediakan uang Rp 6 juta untuk pesugihan blorong, serta Rp 4 juta untuk pesugihan Ratu Kidul. Ada yang terhimpit ekonomi dan mau coba? Lebih jelasnya hubungi kami bisa kasih tau detailnya.

TEMPAT-TEMPAT PESUGIHAN


Disuatu tempatnya berada ditepi pantai selatan yang lebih dikenal dengan nama PK ini, ternyata juga sering digunakan ritual oleh orang yang bermadsud mencari pesugihan secara tunai. Namun ditempat ini, ada dua macam pesugihan yang sering diburu orang yakni pesugihan Blorong dan Ratu Kidul. Ternyata juru kunci spesialis pesugihan ini, rumahnya justru jauh dari tempat dimana biasa dilakukana ritual. Karena rumah orang yang biasa dipangil Eyang D ini, ternyata masuk dalam wilayah Kabupaten Gunung Kidul.

Menurut Eyang D, memang benar dirinya mampu menjembatani orang yang mencari pesugihan secara tunai yakni minta kepada Nyi Blorong atau Ratu Kidul. Namun untuk minta kepada Blorong, syaratanya harus dengan tumbal nyawa. Syarat lain, orang yang akana ditumbalkan harus sempurna fisiknya, tidak boleh cacat. Karena, kalau minta kepada Nyi Blorong, minimal cair Rp 2 milyar.

Sedangkan jika minta kepada Ratu Kidul, tidak perlu tumbal nyawa. Pasalnya, walau sama-sama sosok lelembut seperti halnya Blorong, Ratu Kidul lebih bersifat welas asih. Tapi, jika minta kepada Ratu kidul, selama ini angka nominal tertinggi yang didapat pelaku pencari pesugihan, “hanya” Rp 1,2 milyar.

Lalu bagaimana dengan sesaji ritualnya? Ternyata mulai kembang plus minyak khusus, semua yang menyediakan Eyang D. Sedangkan pelaku cukup menyediakan uang Rp 6 juta untuk pesugihan blorong, serta Rp 4 juta untuk pesugihan Ratu Kidul. Ada yang terhimpit ekonomi dan mau coba? Lebih jelasnya hubungi kami bisa kasih tau detailnya.

NASABAH BANK GAIB DEWI LANJAR

Pantai Slamaran, tepatnya di disebelah timur Pantai Pasir Kencana hanya dibatasi oleh muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP), merupakan tujuan wisata lokal yang air laut serta pasirnya bersih. Karena itu tidak heran jika di hari-hari libur banyak pelancong yang datang untuk sekedar menikmati keindahan alam, kesejukan angin dan air lautnya yang jernih. Namun, dibalik keindahan tempat ini tersimpan sebuah misteri berupa keraton siluman jagad lelembut penguasa pantai utara yang sering di datangi orang untuk tujuan mencari kekayaan kesuksesan duniawi dengan jalan pintas pada hari-hari atau pasaran tertentu.
Di sana, mereka di sediakan rumah persewaan berupa gubuk reot dengan sebuah bilik dari bambu tanpa kamar milik kuncen (juru kunci) untuk tempat pembimbingan tentang persyaratan dan tata cara ritual.
Untuk berinteraksi dengan Dewi Lanjar tidaklah sulit. Asalkan semua persyaratan sudah terpenuhi, hanya dengan membaca surat Al-ikhlash 41 kali sebagai mahar, lalu tidur malang di pintu, dengan keyakinan penuh pada tengah malam akan didatangi Nyi Lanjar untuk memberikan pinjaman dana gaibnya Dewi Lanjar.

Setelah perjanjian “maut” disepakati, peziarah akan memperoleh kekayaan “semu” dari hasil ritual “pesugihan” penggandaan uang yang bernama pesugihan Dewi Lanjar Kembar Sewu dengan taruhan mengorbankan nyawanya sendiri atau anggota keluarganya.

Biasanya orang yang sudah habis masa jatuh temponya, pada pintu rumahnya secara misterius akan muncul tanda silang (X) yang di barengi dengan adanya suara lolongan anjing liar dan burung gagak yang terbang diatas rumahnya. Di daerah Banjarnegara, Batang, Pekalongan hingga Tegal, sudah banyak orang yang memergoki fenomena aneh tersebut. Yaitu selalu muncul sebuah kereta kuda dengan dua pengawal berpakaian ningrat khas jawa berhenti dan turun memasuki rumah yang bertanda silang. Esok paginya salah satu penghuni dari rumah tersebut sudah kedapatan mati secara tidak wajar (tanpa sakit atau secara mendadak)

Konon, menurut penuturan orang-orang yang pernah “di ajak” ke alam atau keraton Dewi Lanjar untuk sengaja di perlihatkan situasi alamnya, apabila perjanjian sudah habis masa waktunya, jiwanya akan di ambil oleh pengawal nyi Lanjar untuk dijadikan budak siluman. Di sana, orang-orang semacam ini di paksa mengabdi, ada yang dijadikan bantalan jalan, jembatan atau di siksa hingga merintih-rintih minta pertolongan sampai waktu yang tidak di tentukan (mungkin hingga hari kiamat).hanya demi uang semata

Ironis sekali, orang-orang semacam ini telah tertipu oleh janji-janji manis yang berujung sesat dari bangsa jin Mereka telah dijebak untuk masuk kelingkarannya, yang kemudian percaya dan mengabdi kepada bangsa jin. RAHASIA KAMI SIMPAN tidak kami publikasikan

NASABAH BANK GAIB DEWI LANJAR

Pantai Slamaran, tepatnya di disebelah timur Pantai Pasir Kencana hanya dibatasi oleh muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP), merupakan tujuan wisata lokal yang air laut serta pasirnya bersih. Karena itu tidak heran jika di hari-hari libur banyak pelancong yang datang untuk sekedar menikmati keindahan alam, kesejukan angin dan air lautnya yang jernih. Namun, dibalik keindahan tempat ini tersimpan sebuah misteri berupa keraton siluman jagad lelembut penguasa pantai utara yang sering di datangi orang untuk tujuan mencari kekayaan kesuksesan duniawi dengan jalan pintas pada hari-hari atau pasaran tertentu.
Di sana, mereka di sediakan rumah persewaan berupa gubuk reot dengan sebuah bilik dari bambu tanpa kamar milik kuncen (juru kunci) untuk tempat pembimbingan tentang persyaratan dan tata cara ritual.
Untuk berinteraksi dengan Dewi Lanjar tidaklah sulit. Asalkan semua persyaratan sudah terpenuhi, hanya dengan membaca surat Al-ikhlash 41 kali sebagai mahar, lalu tidur malang di pintu, dengan keyakinan penuh pada tengah malam akan didatangi Nyi Lanjar untuk memberikan pinjaman dana gaibnya Dewi Lanjar.

Setelah perjanjian “maut” disepakati, peziarah akan memperoleh kekayaan “semu” dari hasil ritual “pesugihan” penggandaan uang yang bernama pesugihan Dewi Lanjar Kembar Sewu dengan taruhan mengorbankan nyawanya sendiri atau anggota keluarganya.

Biasanya orang yang sudah habis masa jatuh temponya, pada pintu rumahnya secara misterius akan muncul tanda silang (X) yang di barengi dengan adanya suara lolongan anjing liar dan burung gagak yang terbang diatas rumahnya. Di daerah Banjarnegara, Batang, Pekalongan hingga Tegal, sudah banyak orang yang memergoki fenomena aneh tersebut. Yaitu selalu muncul sebuah kereta kuda dengan dua pengawal berpakaian ningrat khas jawa berhenti dan turun memasuki rumah yang bertanda silang. Esok paginya salah satu penghuni dari rumah tersebut sudah kedapatan mati secara tidak wajar (tanpa sakit atau secara mendadak)

Konon, menurut penuturan orang-orang yang pernah “di ajak” ke alam atau keraton Dewi Lanjar untuk sengaja di perlihatkan situasi alamnya, apabila perjanjian sudah habis masa waktunya, jiwanya akan di ambil oleh pengawal nyi Lanjar untuk dijadikan budak siluman. Di sana, orang-orang semacam ini di paksa mengabdi, ada yang dijadikan bantalan jalan, jembatan atau di siksa hingga merintih-rintih minta pertolongan sampai waktu yang tidak di tentukan (mungkin hingga hari kiamat).hanya demi uang semata

Ironis sekali, orang-orang semacam ini telah tertipu oleh janji-janji manis yang berujung sesat dari bangsa jin Mereka telah dijebak untuk masuk kelingkarannya, yang kemudian percaya dan mengabdi kepada bangsa jin. RAHASIA KAMI SIMPAN tidak kami publikasikan

Ngalap berkah di Pantai Parangkusumo


Pantai ini terletak di sebelah barat Pantai Parangtritis mempunyai keindahan alam yang tidak kalah dengan pantai Parangtritis. Selain itu di dekat pantai ini terdapat 2 batu karang yang sekelilingnya di pagar beton. Tempat yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar tersebut dikenal dengan nama Cepuri.

Menurut Surakso Sudarmo (50) sebagai salah satu juru kunci Cepuri, batu karang tersebut dulunya sebagai petilasan Panembahan Senopati dan tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul penguasa laut selatan. Cepuri merupakan tempat yang penting untuk acara yang bersifat adat dan spiritual contohnya acara labuhan. Benda yang mau dilabuh harus dimasukan ke Cepuri dan didoakan oleh para juru kunci sebelum benda tersebut di buang kelaut.

Para pengunjung tidak boleh seenaknya keluar masuk wilayah petilasan Panembahan Senopati ini. Mereka diharuskan melepas alas kakinya sebelum memasuki wilayah Cepuri dan tidak boleh berisik. Para pengunjung sebagian besar peziarah yang berasal dari berbagai daerah. Mereka datang dengan berbagai niat, ada yang ingin cepat dapat jodoh, ingin kaya, tambah wibawa dan sebagainya. “ Tapi perlu saya garis bawahi tempat ini bukan sebagai tempat pemujaan. Biasanya sebelum mereka melakukan ‘lelaku’ dan berdoa, saya selalu menghimbau bahwa Cepuri ini hanyalah tempat dan sarana untuk berdoa. Dan para pengunjung meminta sesuatu bukan pada batu ini tetapi dengan Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Surakso Kardiyo (59) salah satu Juru Kunci Cepuri kepada Bantulbiz.com.

Tempat yang dibuka setiap hari dan paling ramai pengunjungnya pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon ini masih menyimpan banyak misteri. Seperti dituturkan oleh pemimpin juru kunci Cepuri, banyak para peziarah mengalami kesurupan. Sebagian besar dikarenakan mereka melanggar aturan dan mempunyai niat-niat yang jelek. “ Ini membuktikan kebesaran Tuhan dan sebagai isyarat untuk manusia agar tidak sombong serta tidak bersifat ‘adigang, adigung, adiguna’ terhadap seluruh ciptaan Tuhan,” nasehat Surakso Tarwono sebagai pemimpin juru kunci Cepuri.

Ngalap berkah di Pantai Parangkusumo


Pantai ini terletak di sebelah barat Pantai Parangtritis mempunyai keindahan alam yang tidak kalah dengan pantai Parangtritis. Selain itu di dekat pantai ini terdapat 2 batu karang yang sekelilingnya di pagar beton. Tempat yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar tersebut dikenal dengan nama Cepuri.

Menurut Surakso Sudarmo (50) sebagai salah satu juru kunci Cepuri, batu karang tersebut dulunya sebagai petilasan Panembahan Senopati dan tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul penguasa laut selatan. Cepuri merupakan tempat yang penting untuk acara yang bersifat adat dan spiritual contohnya acara labuhan. Benda yang mau dilabuh harus dimasukan ke Cepuri dan didoakan oleh para juru kunci sebelum benda tersebut di buang kelaut.

Para pengunjung tidak boleh seenaknya keluar masuk wilayah petilasan Panembahan Senopati ini. Mereka diharuskan melepas alas kakinya sebelum memasuki wilayah Cepuri dan tidak boleh berisik. Para pengunjung sebagian besar peziarah yang berasal dari berbagai daerah. Mereka datang dengan berbagai niat, ada yang ingin cepat dapat jodoh, ingin kaya, tambah wibawa dan sebagainya. “ Tapi perlu saya garis bawahi tempat ini bukan sebagai tempat pemujaan. Biasanya sebelum mereka melakukan ‘lelaku’ dan berdoa, saya selalu menghimbau bahwa Cepuri ini hanyalah tempat dan sarana untuk berdoa. Dan para pengunjung meminta sesuatu bukan pada batu ini tetapi dengan Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Surakso Kardiyo (59) salah satu Juru Kunci Cepuri kepada Bantulbiz.com.

Tempat yang dibuka setiap hari dan paling ramai pengunjungnya pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon ini masih menyimpan banyak misteri. Seperti dituturkan oleh pemimpin juru kunci Cepuri, banyak para peziarah mengalami kesurupan. Sebagian besar dikarenakan mereka melanggar aturan dan mempunyai niat-niat yang jelek. “ Ini membuktikan kebesaran Tuhan dan sebagai isyarat untuk manusia agar tidak sombong serta tidak bersifat ‘adigang, adigung, adiguna’ terhadap seluruh ciptaan Tuhan,” nasehat Surakso Tarwono sebagai pemimpin juru kunci Cepuri.

Nyai Roro Kidul ( Ratu Pantai Selatan )


NYI RORO KIDUL Siapa Nyi Roro Kidul itu sebenarnya. Latar belakang keberadaannya dan kenapa Ratu Kidul dianggap sebagai pendamping Raja-Raja Jawa adalah misteri yang belum pernah diungkap oleh siapapun juga, kini coba diungkap dalam cerita ini.

Nyi Roro Kidul atau tepatnya Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh siluman untuk makhluk halus yang baik yang sangat ingin membantu manusia dalam segala macam kesulitan. Kanjeng Ratu Kidul dalam sinetron ini ditulis berdasar kepercayaan Jawa yang mempercayai bahwa Kanjeng Ratu Kidul adalah Dewi Nawang Wulan, Bidadari dari Khayangan yang pernah menjadi istri Jaka Tarub dan punya anak, yang kelak dari keturunan Dewi Nawang Wulan dan Jaka Tarub ini, akan melahirkan Raja-Raja Jawa.

Dewi Nawang Wulan yang setelah pulang kembali ke Khayangan dan ternyata kurang diterima baik di Khayangan kembali turun ke dunia dan bertapa di Laut Kidul. Karena tapanya ini membuat laut bergolak, membuat Raja Penguasa Laut Kidul Panguoso Sagoro menjadi marah. Dan akhirnya dalam sebuah perang yang sebenarnya perang kecerdikan dan argumentasi, Dewi Nawang Wulan menang. Maka dinobatkanlah Dewi Nawang Wulan menjadi Ratu Laut Kidul, bergelar Kanjeng Ratu Kidul.

Sejak Sang Ratu berkuasa maka sejak itu pulalah Kanjeng Kidul membantu manusia. Dan dalam sinetron ini seakan digambarkan bahwa saat inilah saat awal dimana Ratu Kidul berkarya untuk manusia. Peristiwa ini terjadi di zaman Panembahan Senopati, zaman dimana Seorang Raja sangat membutuhkan bantuan moral dan spiritual dan sebuah kekuatan yang hanya ada di alam gaib. Kisah Nyi Roro Kidul dalam sinetron ini adalah kisah tentang ambisi atau keinginan Ratu Kidul untuk ikut membina calon-calon Raja Jawa.

Kanjeng Ratu Kidul sangat kaget dan sangat tidak tega ketika mengetahui bahwa Bayi Ayu Sekarsari istri Tumenggung Cokronanggolo yang masih di dalam perut dikutuk oleh Ni Wingit mertua sang Tumenggung sendiri.
Kutuk Ni Wingit terjadi karena Ni Wingit sangat sakit hati kepada Sang Tumenggung yang ia anggap tidak menepati janji. Tidak menjadikan Tantri anak gadisnya menjadi Permaisuri Tumenggung, tetapi Sang Tumenggung justru mengangkat Ayu Sekarsari lahir dan menjadi dewasa, Bayi itu akan membunuh Ramanda-nya sendiri, akan mengawini Ibunda-nya sendiri dan akan merentang malapetaka yang tidak ada habis-habisnya buat keluarga Sang Tumenggung.

Kutuk menakutkan ini membuat Tumenggung Cokronanggolo dan Sang Permaisuri Ayu Sekarsari jadi membuat sebuah keputusan yang kejam. Sang Tumenggung memutuskan untuk membuang dan membunuh bayi itu begitu si jabang bayi lahir. Dan begitulah sesuai dengan kesepakatan, begitu bayi lahir, bayi langsung dibuang dan harus dibunuh. Dukun kepercayaan Katumenggungan bernama Birah-lah yang ditugasi membuang dan membunuh bayi itu. Tapi karena Nyi Birah dan Kusir yang ditugasi membunuh tidak tega melaksanakannya, maka bayi hanya dibuang dan ditinggalkan begitu saja.

Saat itulah Kanjeng Ratu Kidul yang tidak tega dengan nasib si Bayi, membantu menyelamatkan Bayi tersebut. Dengan bantuan Kanjeng Ratu Kidul, Bayi diketemukan oleh seseorang Pengembala lalu diangkat anak oleh seorang juragan kaya, bernama Juragan Sucho. Bayi yang diangkat anak ini diberinama Jaka Temon. Dalam masak kanak-kanaknya yang pendek Jaka Temon mengalami beberapa peristiwa penting, diantaranya adalah melawan Wolung Raksesa, atau Elang Raksasa yang selama ini membuat sengsara penduduk desa. Dan selanjutnya Wolung Raksesa yang kematiannya di tangan Jaka Temon, diakui oleh Tumenggung Cokronanggolo bahwa dialah pembunuhnya. Jaka Temon yang membunuh, Tumenggung yang dapat nama.

Jaka Temon sejak bayi sudah menjadi incaran Nyi Brangah Ratu Siluman Buaya Putih yang ingin menjadikan Jaka Temon sebagai Lelananging Kedaton Brangah. Dengan memiliki pejantan Jaka Temon maka Kedaton Selolumutan yang isinya Siluman Perempuan semua, akan mempunyai keturunan laki-laki. Tapi karena Jaka Temon sudah diangkat atau diakui anak oleh Kanjeng Ratu Kidul dan sudah dikader untuk menjadi calon Raja Jawa, maka Nyi Brangah tak mungkin bisa memiliki Jaka Temon. Salah satu cara untuk memiliki adalah merebut atau berperang melawan Ratu Kidul.

Ratu Siluman Setro Gondomayit, Ratu Gendeng Permoni yang sejak awal bermusuhan dengan Ratu Kidul juga punya keinginan yang sama. Tapi karena Ratu Gendeng Permoni tidak mau berperang langsung melawan Ratu Kidul, maka ia bergerilya secara gaib melalui manusia-manusia penganutnya. Salah satu manusia penganutnya adalah Ni Wingit, Dukun Grinsing dan sebagainya.

Kanjeng Ratu Kidul yang ingin mengarahkan agara Jaka Temon anak angkatnya bisa menjadi Raja Jawa disebuah kesempatan yang tepat mengambil Jaka Temon untuk didadah, dibesarkan di Laut Kidul. Maka secara gaib Jaka Temon yang belum dua belas tahun itu didadah di Kawah Candradi Muka-nya Laut Kidul. Maka lahirlah Jaka Temon sebagai pendekar sakti dewasa yang kemudian diberinama Bayu Samudera. Setelah cukup mendapat ilmu baik dalan ulah kanuragan dan ketata negaraan, Bayu Samudera dikirim kembali ke kehidupannya yang sesungguhnya sebagai manusia. Sejak itulah Bayu samudera dikenal sebagai pendekar kesatria sakti mandraguna.

Perjalanan hidup Bayu Samudera yang ternyata tetap membawa kutuk Ni Wingit tidak pernah bisa lepas dengan kemelut yang terjadi di Katumenggungan, sang Tumenggung yang ber-Permaisuri Ayu Sekarsari dan ber-Selir Kinasih tiga, ialah Loro Andini, Galuh Centini dan Dewi Tantri, serta beranak Raden Sombo, Raden Seto Satrio dan Roro Ambarwati ternyata dirongrong oleh pelbagai intrik yang datang dari Para Selir yang ingin merebut kekayaan warisan tahta atau kekuasaan untuk anak-anaknya.

Dewi Tantri dibantu oleh Ni Wingit Ibunya yang penyembah Gendeng Permoni. Loro Andini didukung oleh Dukun Hitam Nyi Grinsing. Sementara Galuh Centini berjuang dengan caranya sendiri. Begitu dan begitulah, kemelut Katumenggungan yang bernuansa sirik dan intrik, tarik menarik dengan perkembangan kepopuleran pendekar gemblengan Ratu Kidul, Bayu Samudera. Dan perkembangan peristiwa menjadi semakin meluas setalah muncul campur tangannya Penguasa Mataram, setelah munculnya tokoh pendekar wanita cantik yang bernama Kembang Tanjung atau Roro Denok yang ditugasi oleh gurunya gergelar Ki Penjalin untuk mencari pembunuh ayahnya. Pembunuh yang dicari itu adalah Tumenggung Cokronanggolo. Dan ketika didalam perjalanan mencari Tumenggung Cokronanggolo, Kembang Tanjung bertemu dengan pendekar gagah Bagus Taradipa yang merasa mengenalnya sebagai Sekartaji, Kembang Tanjung menjadi bingung. Dan ia menjadi lebih bingung ketika di sebuah kesempatan Cokronanggolo bisa membuktikan bahwa Sekartaji atau Roro Denok adalah anak gadisnya dari istri yang telah meninggal. Siapa Ki Penjalin yang telah mencetak Kembang Tanjung menjadi sedemikian rupa benci kepada Cokronanggolo, kini menjadi sebuah pertanyaan besar.

Sinetron Nyi Roro Kidul yang latar belakang tokoh-tokoh utamanya terurai diatas akan menjadi sebuah cerita yang akan diramaikan oleh pelbagai macam pertikaian, yang akan ikut bertikai bukan saja mereka yang terkait urusan langsung, tetapi juga Para Raja dan Ratu Lelembut yang akan meramaikan suasana dengan sihir atau kekuatan gaib mereka.

Nyi Roro Kidul kecuali mengungkap tuntas siapa Ratu Laut Kidul itu sebenarnya tentang cinta kasihnya juga akan mengungkap tentang andil besarnya mendampingi Raja-Raja Jawa, terutama Raja-Raja di zaman Pajang dan Mataram.* (Kutipan dari: Indosiar.com)

Nyai Roro Kidul ( Ratu Pantai Selatan )


NYI RORO KIDUL Siapa Nyi Roro Kidul itu sebenarnya. Latar belakang keberadaannya dan kenapa Ratu Kidul dianggap sebagai pendamping Raja-Raja Jawa adalah misteri yang belum pernah diungkap oleh siapapun juga, kini coba diungkap dalam cerita ini.

Nyi Roro Kidul atau tepatnya Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh siluman untuk makhluk halus yang baik yang sangat ingin membantu manusia dalam segala macam kesulitan. Kanjeng Ratu Kidul dalam sinetron ini ditulis berdasar kepercayaan Jawa yang mempercayai bahwa Kanjeng Ratu Kidul adalah Dewi Nawang Wulan, Bidadari dari Khayangan yang pernah menjadi istri Jaka Tarub dan punya anak, yang kelak dari keturunan Dewi Nawang Wulan dan Jaka Tarub ini, akan melahirkan Raja-Raja Jawa.

Dewi Nawang Wulan yang setelah pulang kembali ke Khayangan dan ternyata kurang diterima baik di Khayangan kembali turun ke dunia dan bertapa di Laut Kidul. Karena tapanya ini membuat laut bergolak, membuat Raja Penguasa Laut Kidul Panguoso Sagoro menjadi marah. Dan akhirnya dalam sebuah perang yang sebenarnya perang kecerdikan dan argumentasi, Dewi Nawang Wulan menang. Maka dinobatkanlah Dewi Nawang Wulan menjadi Ratu Laut Kidul, bergelar Kanjeng Ratu Kidul.

Sejak Sang Ratu berkuasa maka sejak itu pulalah Kanjeng Kidul membantu manusia. Dan dalam sinetron ini seakan digambarkan bahwa saat inilah saat awal dimana Ratu Kidul berkarya untuk manusia. Peristiwa ini terjadi di zaman Panembahan Senopati, zaman dimana Seorang Raja sangat membutuhkan bantuan moral dan spiritual dan sebuah kekuatan yang hanya ada di alam gaib. Kisah Nyi Roro Kidul dalam sinetron ini adalah kisah tentang ambisi atau keinginan Ratu Kidul untuk ikut membina calon-calon Raja Jawa.

Kanjeng Ratu Kidul sangat kaget dan sangat tidak tega ketika mengetahui bahwa Bayi Ayu Sekarsari istri Tumenggung Cokronanggolo yang masih di dalam perut dikutuk oleh Ni Wingit mertua sang Tumenggung sendiri.
Kutuk Ni Wingit terjadi karena Ni Wingit sangat sakit hati kepada Sang Tumenggung yang ia anggap tidak menepati janji. Tidak menjadikan Tantri anak gadisnya menjadi Permaisuri Tumenggung, tetapi Sang Tumenggung justru mengangkat Ayu Sekarsari lahir dan menjadi dewasa, Bayi itu akan membunuh Ramanda-nya sendiri, akan mengawini Ibunda-nya sendiri dan akan merentang malapetaka yang tidak ada habis-habisnya buat keluarga Sang Tumenggung.

Kutuk menakutkan ini membuat Tumenggung Cokronanggolo dan Sang Permaisuri Ayu Sekarsari jadi membuat sebuah keputusan yang kejam. Sang Tumenggung memutuskan untuk membuang dan membunuh bayi itu begitu si jabang bayi lahir. Dan begitulah sesuai dengan kesepakatan, begitu bayi lahir, bayi langsung dibuang dan harus dibunuh. Dukun kepercayaan Katumenggungan bernama Birah-lah yang ditugasi membuang dan membunuh bayi itu. Tapi karena Nyi Birah dan Kusir yang ditugasi membunuh tidak tega melaksanakannya, maka bayi hanya dibuang dan ditinggalkan begitu saja.

Saat itulah Kanjeng Ratu Kidul yang tidak tega dengan nasib si Bayi, membantu menyelamatkan Bayi tersebut. Dengan bantuan Kanjeng Ratu Kidul, Bayi diketemukan oleh seseorang Pengembala lalu diangkat anak oleh seorang juragan kaya, bernama Juragan Sucho. Bayi yang diangkat anak ini diberinama Jaka Temon. Dalam masak kanak-kanaknya yang pendek Jaka Temon mengalami beberapa peristiwa penting, diantaranya adalah melawan Wolung Raksesa, atau Elang Raksasa yang selama ini membuat sengsara penduduk desa. Dan selanjutnya Wolung Raksesa yang kematiannya di tangan Jaka Temon, diakui oleh Tumenggung Cokronanggolo bahwa dialah pembunuhnya. Jaka Temon yang membunuh, Tumenggung yang dapat nama.

Jaka Temon sejak bayi sudah menjadi incaran Nyi Brangah Ratu Siluman Buaya Putih yang ingin menjadikan Jaka Temon sebagai Lelananging Kedaton Brangah. Dengan memiliki pejantan Jaka Temon maka Kedaton Selolumutan yang isinya Siluman Perempuan semua, akan mempunyai keturunan laki-laki. Tapi karena Jaka Temon sudah diangkat atau diakui anak oleh Kanjeng Ratu Kidul dan sudah dikader untuk menjadi calon Raja Jawa, maka Nyi Brangah tak mungkin bisa memiliki Jaka Temon. Salah satu cara untuk memiliki adalah merebut atau berperang melawan Ratu Kidul.

Ratu Siluman Setro Gondomayit, Ratu Gendeng Permoni yang sejak awal bermusuhan dengan Ratu Kidul juga punya keinginan yang sama. Tapi karena Ratu Gendeng Permoni tidak mau berperang langsung melawan Ratu Kidul, maka ia bergerilya secara gaib melalui manusia-manusia penganutnya. Salah satu manusia penganutnya adalah Ni Wingit, Dukun Grinsing dan sebagainya.

Kanjeng Ratu Kidul yang ingin mengarahkan agara Jaka Temon anak angkatnya bisa menjadi Raja Jawa disebuah kesempatan yang tepat mengambil Jaka Temon untuk didadah, dibesarkan di Laut Kidul. Maka secara gaib Jaka Temon yang belum dua belas tahun itu didadah di Kawah Candradi Muka-nya Laut Kidul. Maka lahirlah Jaka Temon sebagai pendekar sakti dewasa yang kemudian diberinama Bayu Samudera. Setelah cukup mendapat ilmu baik dalan ulah kanuragan dan ketata negaraan, Bayu Samudera dikirim kembali ke kehidupannya yang sesungguhnya sebagai manusia. Sejak itulah Bayu samudera dikenal sebagai pendekar kesatria sakti mandraguna.

Perjalanan hidup Bayu Samudera yang ternyata tetap membawa kutuk Ni Wingit tidak pernah bisa lepas dengan kemelut yang terjadi di Katumenggungan, sang Tumenggung yang ber-Permaisuri Ayu Sekarsari dan ber-Selir Kinasih tiga, ialah Loro Andini, Galuh Centini dan Dewi Tantri, serta beranak Raden Sombo, Raden Seto Satrio dan Roro Ambarwati ternyata dirongrong oleh pelbagai intrik yang datang dari Para Selir yang ingin merebut kekayaan warisan tahta atau kekuasaan untuk anak-anaknya.

Dewi Tantri dibantu oleh Ni Wingit Ibunya yang penyembah Gendeng Permoni. Loro Andini didukung oleh Dukun Hitam Nyi Grinsing. Sementara Galuh Centini berjuang dengan caranya sendiri. Begitu dan begitulah, kemelut Katumenggungan yang bernuansa sirik dan intrik, tarik menarik dengan perkembangan kepopuleran pendekar gemblengan Ratu Kidul, Bayu Samudera. Dan perkembangan peristiwa menjadi semakin meluas setalah muncul campur tangannya Penguasa Mataram, setelah munculnya tokoh pendekar wanita cantik yang bernama Kembang Tanjung atau Roro Denok yang ditugasi oleh gurunya gergelar Ki Penjalin untuk mencari pembunuh ayahnya. Pembunuh yang dicari itu adalah Tumenggung Cokronanggolo. Dan ketika didalam perjalanan mencari Tumenggung Cokronanggolo, Kembang Tanjung bertemu dengan pendekar gagah Bagus Taradipa yang merasa mengenalnya sebagai Sekartaji, Kembang Tanjung menjadi bingung. Dan ia menjadi lebih bingung ketika di sebuah kesempatan Cokronanggolo bisa membuktikan bahwa Sekartaji atau Roro Denok adalah anak gadisnya dari istri yang telah meninggal. Siapa Ki Penjalin yang telah mencetak Kembang Tanjung menjadi sedemikian rupa benci kepada Cokronanggolo, kini menjadi sebuah pertanyaan besar.

Sinetron Nyi Roro Kidul yang latar belakang tokoh-tokoh utamanya terurai diatas akan menjadi sebuah cerita yang akan diramaikan oleh pelbagai macam pertikaian, yang akan ikut bertikai bukan saja mereka yang terkait urusan langsung, tetapi juga Para Raja dan Ratu Lelembut yang akan meramaikan suasana dengan sihir atau kekuatan gaib mereka.

Nyi Roro Kidul kecuali mengungkap tuntas siapa Ratu Laut Kidul itu sebenarnya tentang cinta kasihnya juga akan mengungkap tentang andil besarnya mendampingi Raja-Raja Jawa, terutama Raja-Raja di zaman Pajang dan Mataram.* (Kutipan dari: Indosiar.com)

TITISAN DEWI lANJAR


Peristiwa ini berawal tahun 1998, saat usiaku 17 tahun dan masih duduk di bangku di kelas 2 SMA. Ketika itu situasinya sangat rumit, karena kedua orangtuaku bercerai. Padahal aku tidak melihat sesuatu yang prinsipil dalam pertengkaran mereka. Tetapi itulah yang harus kuhadapi. Disaat aku masih membutuhkan kasih sayang, justeru perpecahan yang terjadi.

Pikiranku terasa kalut. Seolah tidak ada lagi pijakan dalam hidupku. Melihat ibuku mengemasi barang-barangnya dan pindah ke tempat nenekku, membuatku menangis. Kesedihan yang akhirnya membawaku ke danau Menjer, Kecamatan Garung, sekitar 10 kilometer arah Utara kota Wonosobo, Jawa Tengah.

Di tepi danau aku duduk merenung memikirkan kemelut keluargaku. Tidak terasa air mataku bercucuran. Aku menangis sekeras-kerasnya, menumpahkan rasa kecewa dan frustasiku. Ketika itu nyaris tidak ada seorangpun di dekat danau. Tidak ada nelayan yang biasa kulihat di antara perahu-perahu yang berjajar rapi. Aku seorang diiri di tepi danau, meski sebenarnya langit masih terang sekitar pukul 3.00 sore.

Dalam kegamangan itu, tanpa sadar aku melangkah ke arah tepi danau. Seolah ada satu kekuatan yang mendorongku untuk menenggelamkan diri ke danau. Namun tiba-tiba saja terdengar suara teguran dari arah belakangku.

“Sebaiknya kamu pulang saja, dik,” katanya. Aku menoleh, ternyata seorang lelaki tua berdiri di dekatku. Ia seperti nelayan, karena kulihat membawa jala.

Seperti tidak peduli dengan kata-katanya, aku tetap saja melangkah mendekati perahu. Tetapi rasa penasaran membuatku kembali menoleh. Aneh, nelayan tadi sudah tidak ada. Aku merasa heran, mengapa dalam sekejap ia menghilang? Kuperhatikan sekeliling, ternyata tidak ada siapapun. Ia benar-benar lenyap.

Aku kembali menuju danau. Kali ini tanganku sudah mencapai perahu dan air membasahi betisku. Seketika itu aku melihat sesuatu yang aneh. Seekor ikan berukuran besar dengan panjang sekitar 5 meter, muncul dari permukaan air. Ikan tersebut memiliki mata yang besar dan menatapku dengan tatapan tajam. Kemudian ikan itu mengibaskan ekornya hingga menimbulkan percikan air ke arah wajahku.

Melihat caranya ikan itu menatapku, seketika membuat dadaku berdegup kencang. Tiba-tiba saja aku merasa takut. Ketakutan yang tidak kurasakan sebelumnya. Semakin aku melangkah jauh, binatang itu kembali mengibaskan ekornya dengan keras. Cipratan airpun membasahi sekujur tubuhku. Sementara kedua mata ikan berukuran sebesar kepalan tangan itu terus saja menatapku. Sesaat kemudian kembali aku mendengar suara berbisik di telingaku.

“Sebaiknya kamu pulang saja dik..”

Kali ini bisikan itu lebih mirip suara wanita. Akupun memperhatikan sekeliling, tetapi tidak seorangpun yang kulihat. Seketika ketakutanku semakin menjadi. Keinginanku untuk bunuh diri pupus sudah. Seolah ada kesadaran yang muncul dibenakku. Kesadaran untuk tetap melanjutkan kehidupan, betapapun cobaan berat menderaku.

Saat itu juga aku memutuskan pulang. Tidak ada lagi niat untuk mengakhiri hidup. Semuanya harus kuhadapi. Tiba di rumah aku langsung mandi dan membersihkan badan. Setelah itu kuhempaskan tubuhku di kasur. Hari ini tubuhku terasa letih. Setelah hampir seharian menyendiri di danau Menjer.

Malam itu aku tertidur lelap dan mimpi berjumpa sesosok wanita berparas cantik berpakaian kebaya motif batik. Aku tidak mengenal wanita itu. Anehnya, wanita itu tersenyum memandangku tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Beberapa hari kemudian, aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku. Sejujurnya, dilingkungan sekolah aku termasuk gadis cantik. Karena itulah, beberapa teman pria sering mengajakkku berkencan. Tetapi aku sendiri tergolong pemalu hingga tidak pernah berpikir untuk pacaran. Keinginanku hanya satu, yaitu belajar sebaik-baiknya agar berhasil lulus ujian.

Tetapi saat ini keinginanku untuk memiliki kekasih begitu menggebu. Seolah tidak ada waktu lagi untuk menundanya. Tanpa kesulitan berarti, aku memilih seorang teman pria yang kuanggap paling tampan. Di usia yang ke 17 itulah aku mulai berpacaran. Anehnya, aku cepat merasa bosan. Seolah ada dorongan kuat untuk selalu berganti pacar dan mendapatkan kekasih baru. Karena itulah, hingga selesai sekolah tidak terhitung berapa banyak pria yang pernah kupacari. Beberapa diantaranya bahkan sempat patah hati dan frustasi berat, karena kuputusin benang asmaranya.

Kebiasaanku berganti pacar rupanya menimbulkan keprihatinan orangtuaku. Meski sudah berpisah, tetapi mereka tetap menaruh perhatian terhadap putrinya. Inilah yang membuat mereka menjodohkanku dengan pemuda sekampung.

Aku sendiri menerima dengan senang hati, ketika pemuda itu datang meminangku. Tidak ada alasan bagiku utnuk menolak pemuda berwajah tampan berambut panjang dengan senyum dan tutur kata yang menawan.

Pada tahun 1999, hanya selang 3 bulan usai tamat SMA, aku menikah dengan Doni yang berusia lima tahun di atasku. Meski pesta pernikahannya sederhana, aku sangat bahagia menyongsong hidup baru.

Sungguh suatu kenikmatan menjalani hidup berumah tangga. Hampir tiada hari tanpa seks. Semuanya kulakukan dengan sepenuh hati. Selain karena aku mencintainya, ia pun memiliki kemampuan dalam memuaskan libidoku. Meski seringkali suamiku kepayahan, tetapi aku berhasil membangkitkan hasratnya. Aku masih belum menyadari bahwa sebenarnya hasratku sudah tergolong hiperseks. Mungkin karena aku hanya melakukannnya dengan suamiku, jadi kuanggap wajar saja.

Kebahagiaan terus berlangsung hingga perkawinan berjalan 2 tahun dan memiliki seorang anak. Saat itu, seolah dunia ada dalam genggamanku. Memiliki suami yang berpenghasilan, seorang anak yang mungil dan selalu terpenuhinya hasrat seks. Tidak ada kebahagiaan yang lebih baik dari itu. Sungguh, aku hampir tidak pernah membayangkan kemungkinan karamnya bahtera rumah tanggaku.

Tetapi itulah yang terjadi. Tiba-tiba saja kejantanan suamiku melemah. Ia tidak mampu lagi memuaskan hasratku yang menggebu. Kucoba beragam cara untuk membangkitkan kejantanannya, tetapi tidak berhasil. Beberapa kali suamiku berobat ke dokter atau pengobatan alternatif, tetap tidak berhasil.

Puluhan jenis obat kuat, alat pompa penis dan lain sebagainya, tetap tidak bisa membuatnya ereksi. Enam bulan setelah kejantanan suamiku tidak menunjukan kemajuan, aku mulai uring-uringan. Kini tidak ada hari tanpa percekcokan. Apa saja menjadi bahan pertengkaran. Orang tua dan mertuaku tidak berhasil mendamaikannya, hingga akhirnya kami sepakat berpisah.

Perceraian terjadi pada tahun 2001. Aku dan Mas Doni sepakat berpisah dengan cara baik-baik. Harus kuakui, perceraian ini terasa berat. Apalagi aku pernah merasakan bagaimana sedihnya saat kedua orang tuaku bercerai. Anakku yang masih kecil tentu merasakan penderitaan yang sama sepertiku dulu. Tetapi hasratku yang menggebu dan ingin selalu terpuaskan seolah tidak bisa di tawar lagi. Doni menyadari hal ini, hingga ia tidak ingin membuatku terlalu lama menderita.

Bersama anakku, aku menetap di rumah nenekku. Mulailah aku menjalani kehidupan yang baru sebagai wanita berstatus janda muda. Tetapi bukan status itu yang membuatku risau. Kenyataan bahwa aku seorang janda tidak membuatku menarik diri dari pergaulan. Aku tetap membaur dengan masyarakat sekitar. Namun, permasalahannya terletak pada hasratku yang tinggi dan harus secepatnya mendapat penyaluran.

Malam demi malam kulalui dengan perasaan hampa. Bayanganku tentang seks begitu kuat menggelayuti pikiranku. Sementara belum ada seorangpun pria yang dekat denganku. Kegelisahanku akhirnya memuncak saat aku bertemu dengan salah seorang mantan pacarku. Sebut saja namanya Jeri. Kebetulan dia belum menikah hingga aku leluasa bergaul dengannya. Tetapi anehnya, tidak ada keinginanku untuk membina hubungan yang lebih serius. Tidak ada pembicaraan ke arah perkawinan. Semuanya hanya pembicaraan biasa.

Merasa tidak mungkin menjadi suamiku, sementara hasrat seksku begitu menggebu, maka aku mulai memasang jerat untuk menggiringnya ketempat tidur. Upaya ini tidak sesulit yang kuduga. Mungkin karena aku masih cantik dan memiliki tubuh padat berisi. Bisa juga karena ia memang masih menyukaiku, setelah sempat kuputuskan cintanya beberapa tahun lalu. Hanya selang beberapa minggu, pria itu berhasil kutaklukkan.

Tetapi Jeri tidak seperti mantan suamiku. Kemampuannya di ranjang payah. Meskipun sudah berjalan dua bulan, dia tetap tidak pandai memuaskanku. Semula aku menduga, ia dibayangi perasaan berdosa. Atau barangkali takut kalau aku hamil. Kenyataannya tidak demikian. Dia mengaku kewalahan melayaniku dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Tentu saja aku berupaya mempertahankannya. Namun gagal, dia memilih merantau ke kota lain.

Seringnya aku berpindah hotel setiap kali berkencan membuatku tidak terlalu asing bepergian keluar kota. Itulah sebabnya, aku memiliki banyak teman di beberapa hotel, terutama resepsionis dan bell boy. Mereka tentunya punya relasi luas yang bisa menghubungkanku dengan setiap tamu yang membutuhkan kehangatan wanita. Lalu kuberikan nomor ponselku. Dugaanku tidak meleset, ponselku berulang kali berdering, memintaku memuaskan hasrat pria hidung belang.

Inilah awalku menjalani profesi di dunia hitam. Tetapi aku tidak melakukannya untuk uang, meski aku mendapatkannya. Aku menikmatinya karena hasratku selalu terpenuhi. Di dunia yang baru ini aku mulai mengenal minuman keras. Setelah sebelumnya tidak seteguk cairan alkohol masuk tenggorokanku. Minuman keras, terutama mansion house, menghanyutkanku dalam gejolak birahi yang tidak terpuaskan. Dan dari penuturan mereka pula kuketahui diriku hiperseks.

Minuman keras itu pula yang membuatku mengetahui kalau dalam diriku ini ada titisan Dewi Lanjar. Menurut mereka, aku sering mengeluarkan perkataan aneh di saat mabuk, yaitu mengaku sebagai Dewi Lanjar. Aku sering mengidentikkan diriku dengan penguasa Pantai Utara Jawa itu. Tentu saja aku tertawa setiap kali mendengar ocehan itu. Bagiku, itu hanya pengaruh alkohol yang memenuhi otakku hingga membuat bicaraku meracau.

Tetapi begitu seringnya mereka bertutur cerita sama membuatku penasaran, apakah memang dalam diriku ada titisan Dewi Lanjar? Atau hanya sekedar halusinasi yang biasa terjadi pada orang mabuk? Lantas, adakah kaitannya dengan gelora birahiku yang seolah tidak pernah padam? Sungguh suatu misteri bagiku.

Suatu hari, seorang teman membawaku ke kyai di sebuah pesantren. Ia berinisiatif membuatku memecahkan misteri yang kuhadapi.

‘’Kamu memang titisan Dewi Lanjar,’’ kata Sang kyai. ‘’Saat kamu berada di danau Menjer beberapa tahun lalu, Dewi Lanjar datang. Sejak itu, ia selalu mengikutimu.’’

Ia menuturkan, memang ada aliran sungai dari danau Menjer yang bermuara ke pantai Slamaran, Pekalongan, Jawa Tengah, kota asal Dewi Lanjar. Menurutnya kata lanjar mengandung makna wanita yang masih suci (perawan). Lanjar juga bermakna janda tetapi tanpa anak.

‘’Tetapi saya sudah punya anak,’’ kataku membantah. ‘’lagi pula saya tidak merasakan sesuatu yang aneh dalam diri saya.’’

“Kamu memang tidak berubah kecuali nafsu seksmu.’’

‘’Maksud kyai, apakah nafsu seks saya tidak wajar?’’tanyaku.

‘’Ya. Keinginanmu untuk selalu berhubungan seks dan tidak pernah terpuaskan, lantaran ada sosok gaib tersebut.”

Menurutnya, gairah seksku sebenarnya tergolong wajar. Tetapi ada sosok gaib yang masuk kedalam ragaku setiap kali berhubungan intim. Itulah yang membuat diriku tidak pernah terpuaskan.

Kyai itu tanpa ragu mengatakan bahwa sosok gaib itu kini bercokol di kemaluanku dan sulit untuk dilepas.

‘’Adakah jalan keluarnya, kyai?’’ tanyaku berharap.

‘’Sebaiknya kamu segera menikah, agar tidak terlalu panjang daftar dosamu,’’

Aku tertegun mendengarnya.

‘’ Bagaimana kalau suamiku yang baru nanti tidak bisa memuaskan. Nanti malah bercerai lagi,’’ kataku.

Tetapi kyai itu tetap menyarankanku untuk menikah. Menurutnya, upaya untuk mengeluarkan sosok gaib dikemaluanku hanya bisa dilakukan apabila aku tidak lagi berhubungan seks di luar nikah.

Lebih jauh ia mengatakan, terjerumusnya wanita kedalam dunia hitam, karena kuatnya pengaruh sosok gaib jahat yang bercokol di alat vital. Jadi bukan sekadar masalah ekonomi.

Apa yang dikemukakan kyai itu sangat masuk akal. Aku pun menerima sarannya. Namun aku menyadari, mendapatkan jodoh bukanlah perkara mudah. Hingga kini, aku masih sendiri dan belum mendapatkan pendamping hidup. Meski aku berharap mendapatkanya suatu hari nanti.

Namun anehnya, gelora birahiku yang selalu bergejolak kini sudah redam. Seolah ada kekuatan lain yang mampu mengendalikan hasratku. Atau barangkali, makhluk gaib jahat yang menetap di alat vitalku sudah hilang?

Sebagaimana dituturkan Meli (nama samaran) kepada penulis.

TITISAN DEWI lANJAR


Peristiwa ini berawal tahun 1998, saat usiaku 17 tahun dan masih duduk di bangku di kelas 2 SMA. Ketika itu situasinya sangat rumit, karena kedua orangtuaku bercerai. Padahal aku tidak melihat sesuatu yang prinsipil dalam pertengkaran mereka. Tetapi itulah yang harus kuhadapi. Disaat aku masih membutuhkan kasih sayang, justeru perpecahan yang terjadi.

Pikiranku terasa kalut. Seolah tidak ada lagi pijakan dalam hidupku. Melihat ibuku mengemasi barang-barangnya dan pindah ke tempat nenekku, membuatku menangis. Kesedihan yang akhirnya membawaku ke danau Menjer, Kecamatan Garung, sekitar 10 kilometer arah Utara kota Wonosobo, Jawa Tengah.

Di tepi danau aku duduk merenung memikirkan kemelut keluargaku. Tidak terasa air mataku bercucuran. Aku menangis sekeras-kerasnya, menumpahkan rasa kecewa dan frustasiku. Ketika itu nyaris tidak ada seorangpun di dekat danau. Tidak ada nelayan yang biasa kulihat di antara perahu-perahu yang berjajar rapi. Aku seorang diiri di tepi danau, meski sebenarnya langit masih terang sekitar pukul 3.00 sore.

Dalam kegamangan itu, tanpa sadar aku melangkah ke arah tepi danau. Seolah ada satu kekuatan yang mendorongku untuk menenggelamkan diri ke danau. Namun tiba-tiba saja terdengar suara teguran dari arah belakangku.

“Sebaiknya kamu pulang saja, dik,” katanya. Aku menoleh, ternyata seorang lelaki tua berdiri di dekatku. Ia seperti nelayan, karena kulihat membawa jala.

Seperti tidak peduli dengan kata-katanya, aku tetap saja melangkah mendekati perahu. Tetapi rasa penasaran membuatku kembali menoleh. Aneh, nelayan tadi sudah tidak ada. Aku merasa heran, mengapa dalam sekejap ia menghilang? Kuperhatikan sekeliling, ternyata tidak ada siapapun. Ia benar-benar lenyap.

Aku kembali menuju danau. Kali ini tanganku sudah mencapai perahu dan air membasahi betisku. Seketika itu aku melihat sesuatu yang aneh. Seekor ikan berukuran besar dengan panjang sekitar 5 meter, muncul dari permukaan air. Ikan tersebut memiliki mata yang besar dan menatapku dengan tatapan tajam. Kemudian ikan itu mengibaskan ekornya hingga menimbulkan percikan air ke arah wajahku.

Melihat caranya ikan itu menatapku, seketika membuat dadaku berdegup kencang. Tiba-tiba saja aku merasa takut. Ketakutan yang tidak kurasakan sebelumnya. Semakin aku melangkah jauh, binatang itu kembali mengibaskan ekornya dengan keras. Cipratan airpun membasahi sekujur tubuhku. Sementara kedua mata ikan berukuran sebesar kepalan tangan itu terus saja menatapku. Sesaat kemudian kembali aku mendengar suara berbisik di telingaku.

“Sebaiknya kamu pulang saja dik..”

Kali ini bisikan itu lebih mirip suara wanita. Akupun memperhatikan sekeliling, tetapi tidak seorangpun yang kulihat. Seketika ketakutanku semakin menjadi. Keinginanku untuk bunuh diri pupus sudah. Seolah ada kesadaran yang muncul dibenakku. Kesadaran untuk tetap melanjutkan kehidupan, betapapun cobaan berat menderaku.

Saat itu juga aku memutuskan pulang. Tidak ada lagi niat untuk mengakhiri hidup. Semuanya harus kuhadapi. Tiba di rumah aku langsung mandi dan membersihkan badan. Setelah itu kuhempaskan tubuhku di kasur. Hari ini tubuhku terasa letih. Setelah hampir seharian menyendiri di danau Menjer.

Malam itu aku tertidur lelap dan mimpi berjumpa sesosok wanita berparas cantik berpakaian kebaya motif batik. Aku tidak mengenal wanita itu. Anehnya, wanita itu tersenyum memandangku tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Beberapa hari kemudian, aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku. Sejujurnya, dilingkungan sekolah aku termasuk gadis cantik. Karena itulah, beberapa teman pria sering mengajakkku berkencan. Tetapi aku sendiri tergolong pemalu hingga tidak pernah berpikir untuk pacaran. Keinginanku hanya satu, yaitu belajar sebaik-baiknya agar berhasil lulus ujian.

Tetapi saat ini keinginanku untuk memiliki kekasih begitu menggebu. Seolah tidak ada waktu lagi untuk menundanya. Tanpa kesulitan berarti, aku memilih seorang teman pria yang kuanggap paling tampan. Di usia yang ke 17 itulah aku mulai berpacaran. Anehnya, aku cepat merasa bosan. Seolah ada dorongan kuat untuk selalu berganti pacar dan mendapatkan kekasih baru. Karena itulah, hingga selesai sekolah tidak terhitung berapa banyak pria yang pernah kupacari. Beberapa diantaranya bahkan sempat patah hati dan frustasi berat, karena kuputusin benang asmaranya.

Kebiasaanku berganti pacar rupanya menimbulkan keprihatinan orangtuaku. Meski sudah berpisah, tetapi mereka tetap menaruh perhatian terhadap putrinya. Inilah yang membuat mereka menjodohkanku dengan pemuda sekampung.

Aku sendiri menerima dengan senang hati, ketika pemuda itu datang meminangku. Tidak ada alasan bagiku utnuk menolak pemuda berwajah tampan berambut panjang dengan senyum dan tutur kata yang menawan.

Pada tahun 1999, hanya selang 3 bulan usai tamat SMA, aku menikah dengan Doni yang berusia lima tahun di atasku. Meski pesta pernikahannya sederhana, aku sangat bahagia menyongsong hidup baru.

Sungguh suatu kenikmatan menjalani hidup berumah tangga. Hampir tiada hari tanpa seks. Semuanya kulakukan dengan sepenuh hati. Selain karena aku mencintainya, ia pun memiliki kemampuan dalam memuaskan libidoku. Meski seringkali suamiku kepayahan, tetapi aku berhasil membangkitkan hasratnya. Aku masih belum menyadari bahwa sebenarnya hasratku sudah tergolong hiperseks. Mungkin karena aku hanya melakukannnya dengan suamiku, jadi kuanggap wajar saja.

Kebahagiaan terus berlangsung hingga perkawinan berjalan 2 tahun dan memiliki seorang anak. Saat itu, seolah dunia ada dalam genggamanku. Memiliki suami yang berpenghasilan, seorang anak yang mungil dan selalu terpenuhinya hasrat seks. Tidak ada kebahagiaan yang lebih baik dari itu. Sungguh, aku hampir tidak pernah membayangkan kemungkinan karamnya bahtera rumah tanggaku.

Tetapi itulah yang terjadi. Tiba-tiba saja kejantanan suamiku melemah. Ia tidak mampu lagi memuaskan hasratku yang menggebu. Kucoba beragam cara untuk membangkitkan kejantanannya, tetapi tidak berhasil. Beberapa kali suamiku berobat ke dokter atau pengobatan alternatif, tetap tidak berhasil.

Puluhan jenis obat kuat, alat pompa penis dan lain sebagainya, tetap tidak bisa membuatnya ereksi. Enam bulan setelah kejantanan suamiku tidak menunjukan kemajuan, aku mulai uring-uringan. Kini tidak ada hari tanpa percekcokan. Apa saja menjadi bahan pertengkaran. Orang tua dan mertuaku tidak berhasil mendamaikannya, hingga akhirnya kami sepakat berpisah.

Perceraian terjadi pada tahun 2001. Aku dan Mas Doni sepakat berpisah dengan cara baik-baik. Harus kuakui, perceraian ini terasa berat. Apalagi aku pernah merasakan bagaimana sedihnya saat kedua orang tuaku bercerai. Anakku yang masih kecil tentu merasakan penderitaan yang sama sepertiku dulu. Tetapi hasratku yang menggebu dan ingin selalu terpuaskan seolah tidak bisa di tawar lagi. Doni menyadari hal ini, hingga ia tidak ingin membuatku terlalu lama menderita.

Bersama anakku, aku menetap di rumah nenekku. Mulailah aku menjalani kehidupan yang baru sebagai wanita berstatus janda muda. Tetapi bukan status itu yang membuatku risau. Kenyataan bahwa aku seorang janda tidak membuatku menarik diri dari pergaulan. Aku tetap membaur dengan masyarakat sekitar. Namun, permasalahannya terletak pada hasratku yang tinggi dan harus secepatnya mendapat penyaluran.

Malam demi malam kulalui dengan perasaan hampa. Bayanganku tentang seks begitu kuat menggelayuti pikiranku. Sementara belum ada seorangpun pria yang dekat denganku. Kegelisahanku akhirnya memuncak saat aku bertemu dengan salah seorang mantan pacarku. Sebut saja namanya Jeri. Kebetulan dia belum menikah hingga aku leluasa bergaul dengannya. Tetapi anehnya, tidak ada keinginanku untuk membina hubungan yang lebih serius. Tidak ada pembicaraan ke arah perkawinan. Semuanya hanya pembicaraan biasa.

Merasa tidak mungkin menjadi suamiku, sementara hasrat seksku begitu menggebu, maka aku mulai memasang jerat untuk menggiringnya ketempat tidur. Upaya ini tidak sesulit yang kuduga. Mungkin karena aku masih cantik dan memiliki tubuh padat berisi. Bisa juga karena ia memang masih menyukaiku, setelah sempat kuputuskan cintanya beberapa tahun lalu. Hanya selang beberapa minggu, pria itu berhasil kutaklukkan.

Tetapi Jeri tidak seperti mantan suamiku. Kemampuannya di ranjang payah. Meskipun sudah berjalan dua bulan, dia tetap tidak pandai memuaskanku. Semula aku menduga, ia dibayangi perasaan berdosa. Atau barangkali takut kalau aku hamil. Kenyataannya tidak demikian. Dia mengaku kewalahan melayaniku dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Tentu saja aku berupaya mempertahankannya. Namun gagal, dia memilih merantau ke kota lain.

Seringnya aku berpindah hotel setiap kali berkencan membuatku tidak terlalu asing bepergian keluar kota. Itulah sebabnya, aku memiliki banyak teman di beberapa hotel, terutama resepsionis dan bell boy. Mereka tentunya punya relasi luas yang bisa menghubungkanku dengan setiap tamu yang membutuhkan kehangatan wanita. Lalu kuberikan nomor ponselku. Dugaanku tidak meleset, ponselku berulang kali berdering, memintaku memuaskan hasrat pria hidung belang.

Inilah awalku menjalani profesi di dunia hitam. Tetapi aku tidak melakukannya untuk uang, meski aku mendapatkannya. Aku menikmatinya karena hasratku selalu terpenuhi. Di dunia yang baru ini aku mulai mengenal minuman keras. Setelah sebelumnya tidak seteguk cairan alkohol masuk tenggorokanku. Minuman keras, terutama mansion house, menghanyutkanku dalam gejolak birahi yang tidak terpuaskan. Dan dari penuturan mereka pula kuketahui diriku hiperseks.

Minuman keras itu pula yang membuatku mengetahui kalau dalam diriku ini ada titisan Dewi Lanjar. Menurut mereka, aku sering mengeluarkan perkataan aneh di saat mabuk, yaitu mengaku sebagai Dewi Lanjar. Aku sering mengidentikkan diriku dengan penguasa Pantai Utara Jawa itu. Tentu saja aku tertawa setiap kali mendengar ocehan itu. Bagiku, itu hanya pengaruh alkohol yang memenuhi otakku hingga membuat bicaraku meracau.

Tetapi begitu seringnya mereka bertutur cerita sama membuatku penasaran, apakah memang dalam diriku ada titisan Dewi Lanjar? Atau hanya sekedar halusinasi yang biasa terjadi pada orang mabuk? Lantas, adakah kaitannya dengan gelora birahiku yang seolah tidak pernah padam? Sungguh suatu misteri bagiku.

Suatu hari, seorang teman membawaku ke kyai di sebuah pesantren. Ia berinisiatif membuatku memecahkan misteri yang kuhadapi.

‘’Kamu memang titisan Dewi Lanjar,’’ kata Sang kyai. ‘’Saat kamu berada di danau Menjer beberapa tahun lalu, Dewi Lanjar datang. Sejak itu, ia selalu mengikutimu.’’

Ia menuturkan, memang ada aliran sungai dari danau Menjer yang bermuara ke pantai Slamaran, Pekalongan, Jawa Tengah, kota asal Dewi Lanjar. Menurutnya kata lanjar mengandung makna wanita yang masih suci (perawan). Lanjar juga bermakna janda tetapi tanpa anak.

‘’Tetapi saya sudah punya anak,’’ kataku membantah. ‘’lagi pula saya tidak merasakan sesuatu yang aneh dalam diri saya.’’

“Kamu memang tidak berubah kecuali nafsu seksmu.’’

‘’Maksud kyai, apakah nafsu seks saya tidak wajar?’’tanyaku.

‘’Ya. Keinginanmu untuk selalu berhubungan seks dan tidak pernah terpuaskan, lantaran ada sosok gaib tersebut.”

Menurutnya, gairah seksku sebenarnya tergolong wajar. Tetapi ada sosok gaib yang masuk kedalam ragaku setiap kali berhubungan intim. Itulah yang membuat diriku tidak pernah terpuaskan.

Kyai itu tanpa ragu mengatakan bahwa sosok gaib itu kini bercokol di kemaluanku dan sulit untuk dilepas.

‘’Adakah jalan keluarnya, kyai?’’ tanyaku berharap.

‘’Sebaiknya kamu segera menikah, agar tidak terlalu panjang daftar dosamu,’’

Aku tertegun mendengarnya.

‘’ Bagaimana kalau suamiku yang baru nanti tidak bisa memuaskan. Nanti malah bercerai lagi,’’ kataku.

Tetapi kyai itu tetap menyarankanku untuk menikah. Menurutnya, upaya untuk mengeluarkan sosok gaib dikemaluanku hanya bisa dilakukan apabila aku tidak lagi berhubungan seks di luar nikah.

Lebih jauh ia mengatakan, terjerumusnya wanita kedalam dunia hitam, karena kuatnya pengaruh sosok gaib jahat yang bercokol di alat vital. Jadi bukan sekadar masalah ekonomi.

Apa yang dikemukakan kyai itu sangat masuk akal. Aku pun menerima sarannya. Namun aku menyadari, mendapatkan jodoh bukanlah perkara mudah. Hingga kini, aku masih sendiri dan belum mendapatkan pendamping hidup. Meski aku berharap mendapatkanya suatu hari nanti.

Namun anehnya, gelora birahiku yang selalu bergejolak kini sudah redam. Seolah ada kekuatan lain yang mampu mengendalikan hasratku. Atau barangkali, makhluk gaib jahat yang menetap di alat vitalku sudah hilang?

Sebagaimana dituturkan Meli (nama samaran) kepada penulis.

Pesugihan Pandan Segegek

Pesugihan, satu kalimat yang sudah teramat akrab di sebagian besar masyarakat Nusantara. Tak heran, jika hampir di seluruh daerah selalu ditemui tempat tempat mistis untuk ritual pesugihan itu. Misalnya di Pandansegegek, Kulonprogo, Jogjakarta. Bagaimana prosesi ritual dan tanggapannya dari tokoh spiritualis? Berikut liputannya.

pantai Pandansegegek adalah kawasan di sepanjang barat Pantai Trisik. Sebagai daerah wisata alam, Pantai Pandansegegek nyaris tak dikenal. Selain pemandangannya jauh dari kesan indah, kawasan itu juga cukup terpencil dan terpisah dari penduduk asli setempat. Pandansegegek, kini merupakan desa transmigran lokal di wilayah kabupaten Kulonprogo. Karena belum memenuhi persyaratan sebuah desa, pemukiman trans-lokal itu secara administratif menginduk atau masuk wilayah desa Karangsewu, kecamatan Galur.

Meski tak dikenal dan jauh dari kesan indah, Pandansegegek menjadi terkesan asing. Tetapi, rasa asing itu bisa memudar, ketika seseorang mengetahui sebuah lokasi gumuk atau dataran tinggi yang menyerupai gunung, di ujung barat pemukiman Trans-lokal Ring II. Gumuk itulah titik pusat dari yang disebut Pandansegegek, tempat ritual mencari pesugihan.

Dari kejauhan, Gumuk Pandansegegek tak nampak sebagai tempat ritual. Sebab, kawasan itu dikepung gundukan kotoran binatang, yang sengaja ditimbun untuk keperluan pupuk. Tak urung, tempat ritual itu pun dikerubungi jutaan lalat, kontras dengan bayangan orang tentang sebuah tempat ritual yang seharusnya bersih dan keramat. Ada dua gubuk reyot di puncaknya, yang sengaja dibuat untuk para pelaku tirakat yang hendak bertapa.

Berada di puncak Gumuk Pandansegegek, suasana angker lebih terasa karena adanya sejumlah sesaji dan tungku tempat pembakaran dupa. Selebihnya, situasi angker tercipta karena rimbunnya pepohonan yang didominasi oleh ilalang yang tumbuh liar. Tak ada benda keramat di tempat itu, kecuali sebuah batu cadas yang terlihat sengaja dipasang sekedar tanda tempat menaruh sesaji. Sulit mempercayai tempat itu sebagai tempat ritual, bila tak melihat langsung seseorang yang sedang laku tirakat di tempat itu. Beruntung, belum lama ini kami mendapati seorang perempuan usia 30-an tahun yang sudah 3 hari bertapa.

Ujub Kepada Ibu Ratu Kidul

Dari berbagai penelusuran yang dilakukan, Pandansegegek tak memiliki juru kunci baku. Para pelaku tirakat lebih sering datang dari jauh, dan atas petunjuk guru spiritualnya. Sugondo (30), warga asal Cepogo, Boyolali, yang kami temui di lokasi ritual mengatakan, kedatangannya ke Pandansegegek hanya untuk mengantar seorang teman. Kepada posmo, jujur Sugondo mengakui, temannya yang ketika itu sedang bertapa di dalam gubuk, bertujuan untuk mencari kekayaan. Teman Sugondo itu adalah perempuan, pedagang sayuran di pasar Giwangan, Jogjakarta.

“Teman saya itu dulu kaya. Tapi mendadak bangkrut. Lalu, dia nekat bertirakat. Sudah tiga hari ini teman saya puasa pati geni. Tidak makan tidak minum dan tidak boleh terkena ataupun melihat cahaya. Rencananya, empat hari ritual itu baru selesai. Tapi, tergantung apa sudah dapat wisik atau belum”, kata Sugondo.

Sugondo menyambung, permintaan di Pandansegegek ditujukan kepada Ibu Ratu Kidul alias Nyai Loro Kidul, penguasa Laut Selatan. Dari berbagai cerita pengalaman, kata Sugondo, godaan laku tirakat di Pandansegegek sangat berat. Misalnya, melihat mayat digotong secara berulang-ulang. Penampakan kepiting sebesar sepeda motor dan beberapa penampakan lain yang mengerikan. Jika sudah berhasil, menurutnya, pelaku akan mendapat wisik atau pesan gaib melalui mimpi.

Pandansegegek ternyata tak hanya dikenal sebagai tempat ritual pesugihan tuyul. Tapi, juga pesugihan jenis lain seperti Genderuwo atau Buto Ijo. Untuk pesugihan tuyul, warga sekitar mengatakan, pelaku tirakat yang berhasli akan bisa melihat wujud tuyul dan harus segera memasukkannya ke dalam sebutir batu atau kerikil. Dengan cara itu tuyul kemudian dibawa pulang.

Jika laku dan godaan ritual mencari pesugihan di Pandansegegek teramat berat, apakah hasil yang diperoleh cukup sepadan? Sugondo mengatakan, dari pengalaman beberapa orang hasilnya memang sangat memuaskan. Lantas, bagaimana dengan resikonya? Sugondo mengaku tidak tahu. “Setahu saya, jika gagal hanya pulang tanpa hasil. Itu saja”, ujarnya.

Sungguhkah laku ritual di Pandansegegek itu luput dari resiko? Jangan gegabah. Sebuah ritual pastilah ada sejumlah mahar yang harus dibayar. Berhasil maupun tidak, mahar dalam bentuk apapun tetap harus diberikan. Ibarat harus memilih, pelaku tirakat hanya punya dua pilihan, mukti atau mati. Ki Santoso Sejati, spiritualis di Jogjakarta yang kebetulan berasal dari Kulonprogo, mengaku sering mengobati pasien lumpuh yang diakibatkan oleh kegagalan laku tirakat di Pandansegegek. Menurutnya, laku ritual di Pandansegegek tergolong musyrik. “Meminta kepada selain Alloh itu berarti menyekutukan Tuhan. Dosanya tidak terampuni ”, tegasnya.

Ki Santoso Sejati menyambung, berhasil atau tidak, seseorang yang sudah mencoba ritual itu secara otomatis namanya langsung tercatat di alam gaib sebagai pengikut syetan. Jika gagal ritual, dampak negatif langsung bisa dirasakan. Misalnya, hidup menjadi tambah susah dan tidak jarang mengalami sakit berat yang tak bisa disembuhkan secara medis. Kalau berhasil, akibatnya setelah mati akan menjadi budak syetan. “Alam gaib itu memang ada. Demikian pula Ratu Kidul. Tapi perilaku manusia terhadap alam gaib yang tidak tepat, justru membawa pada kesesatan. Ibu Ratu Kidul tidak salah, manusianya yang salah. Lagi pula setelah saya deteksi, di Pandansegegek ini hanya ada beberapa Jim anak buah Ratu Kidul.”, pungkasnya.